Komunitas Masyarakat Robotik Pertama di Indonesia Resmi Dibentuk

  • Whatsapp
https://spiritnews.co.id/
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri menghadiri Deklarasi Pembentukan Masyarakat Robotika Indonesia di Bogor, Rabu (9/1/2019).

Kota Bogor, SpiritNews-Komunitas masyarakat robotik pertama di Indonesia telah dideklarasikan hari ini, Rabu (9/1/2019) di Bogor, Jawa Barat. Masyarakat Robotik Indonesia (MRI) ini dibentuk dengan tujuan menjadi suatu wadah organisasi yang dapat menjadi standard perkembangan dunia teknologi robotika.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mengatakan, pembangunan SDM perlu diperkuat pada sisi karakternya agar kemampuannya melampaui robot. “Anak -anak kita ini tidak dididik untuk bersaing dengan robot. Mereka justru harus melampaui robot dengan menonjolkan sisi kemanusiaannya,” kata Hanif usai memberikan sambutan pada Deklarasi Pembentukan Masyarakat Robotika Indonesia.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, ada banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh robot dan hanya bisa dilakukan oleh manusia. Untuk itu, manusia harus terus memperkuat diri baik dari sisi hard skill maupun soft skill. Hanif menyebut, 85 persen kompetensi yang dibutuhkan di masa depan adalah karakter.

Selain karakter, hal yang membuat manusia unggul dari robot yakni responsif terhadap perubahan. Dengan kecepatan adaptasi, manusia akan eksis dan mengendalikan semua perubahan. Hanif membeberkan hasil survey ILO, dimana 58 persen jenis pekerjaan yang ada saat ini akan hilang di masa depan. Sebaliknya, 65 persen pekerjaan baru akan muncul di masa depan belum dikenal saat ini.

Untuk itu, ia meminta perubahan yang terjadi akibat perkembangan teknologi dan informasi jangan dilihat sebagai tantangan semata. Namun juga peluang bagi Indonesia. “Oleh karena itu, investasi SDM memegang peranan penting dalam menghadapi era digitalisasi ini,” ujar Hanif.

Baca Juga: Sekolah Robotika dapat Membantu Anak Indonesia untuk Menyalurkan Bakat

Adapun, hal yang harus diperhatikan dalam investasi SDM adalah kesesuaian terhadap kebutuhan pasar kerja (link and match). Investasi SDM harus berbasiskan demand driven. Ia pun menilai, masih ada investasi SDM di Indonesia, baik melalui skema pendidikan formal maupun pelatihan yang sudak tidak relevan dengan demand-nya.

“Semua harus dibenahi dimana kita berorientasi pada kebutuhan di pasar kerjanya. Jadi kebutuhannya apa, di situlah input SDM-nya kita benahi,” paparnya.

Senada dengan Menaker, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza menilai bahwa era revolusi industri 4.0 ini harus dijadikan memonetum oleh seluruh masyarakat dunia untuk tinggal landas membangun ekonomi berbasis inovasi. “Maka pembangunan SDM-nya harus menjadi sebuah SDM yang bersumber pada inovasi,” katanya.

Sementara itu, Pemrakarsa Pusat Robot Indonesia (PURI Robotics), Jully Tjindrawan menjelaskan bahwa Masyarakat Robotik Indonesia (MRI) dibentuk berdasarkan hasil kerja sama Robotic Explorer dengan BPPT.

“Dalam Wadah organisasi ini nantinya menjadi ajang pertukaran ide dari berbagai komunitas seperti komunitas pendidikan, komunitas bisnis dan industri, komunitas pemerintahan, dan komunitas kedokteran maupun komunitas pengamat dan media masa,” jelas Jully.

Berita Lain: Bupati Purwakarta Siap Fasilitasi Pemuda Pencipta Robot

Turut hadir dalam deklarasi ini, Direktur Standarisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja Kemnaker Sukiyo, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Rosarita Niken Widiastuti, dan Penasehat PURI Robotics Dewi Motik Pramono.(rls/SpiritNews)

Pos terkait