Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Pemuda Pelestari Lingkungan (Pepeling) mempertanyakan solusi nyata mitigasi bencana banjir di empat desa di Kecamatan Telukjambe Barat, mengingat intensitas curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu terkahir.
Ketua Pepeling, Ajay Wijaya mengungkapkan, empat desa di Kecamatan Telukjambe Barat merupakan daerah rawan banjir sampai sekarang, sejak banjir pertama kali pada tahun 2007. “Empat desa ini adalah Karangligar, Mekarmulya, Parungsari dan Sukamakmur,” katanya.
Dikatakan, pada tahun 2017 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang telah melakukan penelitian bersama tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Dari hasil penelitian itu disimpulkan adanya penurunan tanah di wilayah tersebut sedalam 25 sentimeter setiap tahunnya.
Baca Juga: Terdampak Banjir, Warga Kesulitan Melintas
Akibatnya, empat desa ini akan selalu berhadapan dengan banjir ketika musim hujan dan Sungai Cibeet meluap. “Akan tetapi kami menyayangkan, penyebab penurunan ini tidak diungkapkan oleh pemerintah,” kata Ajay.
Menurutnya, selama ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang, hanya memberikan janji-janji palsu untuk penanganan banjir di Telukjambe Barat. Ia mengungkapan, seperti tahun 2011 silam Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang berkunjung menjanjikan akan membangunkan sebuah bendungan, namun hal itu tidak pernah terealisasi.
Berita Lain: Antisipasi Banjir, Warga Minta Cekdam Embung Kembali Difungsikan
“Janji juga diberikan pemerintah daerah, kabarnya akan membangunkan turap. Tetapi selama bertahun-tahun tidak pernah ada realisasinya,” katanya.(art)