Kabupaten Aceh Tenggara, spiritnews.co.id – Ketua Tim Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh, Dyah Erti Idawati bersama sejumlah Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) terkait menggelar bakti sosial penanggulangan sementara pasca bencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tenggara.
Selain melakukan bakti sosial, Pemprov Aceh juga memberikan bantuan berupa perlengkapan sekolah dari Dinas Pendidikan sebanyak 400 paket. BPBA juga menyalurkan 360 paket perlengkapan sekolah, Dinas Sosial menyalurkan bantuan 300 paket pangan dan sandang, 300 paket sembako dari Dinas ESDM, 410 paket sembako dari PKK, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) sebanyak 17.000.000 benih.
Berita Terkait : Gelar Aksi Demo, IPMA Desak Plt Gubernur Tinjau Langsung Banjir Aceh Tenggara
Dinas Sosial Aceh juga membuka dapur umum untuk para relawan yang mengikuti gotongroyong baksos tersebut. Untuk memudahkan pekerjaan gotongroyong, Pempprov Aceh menyiapkan sandang sebanyak 1. 250 lembar dari Balai Sungai 1000 dan BPBA 250 lembar, serta cangkul dan skop 50 buah.
Ketua Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati turut memasukkan pasir yang menumpuk di bantaran sungai ke dalam karung di Lawe Rutung, Kecamatan Lawe Bulan.
Ia mengatakan, Pemprov Aceh peduli para korban bencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tenggara. Sebagai keseriusan dalam penanggulangan dan penanganan banjir bandang di Aceh Tenggara, Pemprov Aceh melalui Balai Sungai mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6 miliar tahun 2019 untuk normalisasi sungai, dan alokasi anggaran dari Dinas Pertanian sebesar Rp 6 miliar.
Berita Terkait : Banjir di Malang, Warga Desa Tidak Bisa Akses Jalan
“Bakti sosial ini dilaksanakan sejak 2 – 5 Januari 2019. Fokus pekerjaan adalah memasukkan pasir di pinggiran sungai ke dalam karung. Artinya, normalisasi sementara karena belum masuk program 2019, mengingat ini musim mendung. Kita harapkan masyarakat selalu waspada, apalagi air sungai masih sangat keruh,” kata Dyah.
Menurutnya, Pemprov Aceh menyediakan bantuan kesehatan dari Dinas Kesehatan dengan mendatangkan hampir 50 tenaga medis. Banjir bandang ini disebabkan akibat penebangan hutan secara ilegal dan alih pungsi hutan secara besar-besaran.
Pemprov Aceh akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait kondisi hutan. Sehingga pemerintah bisa melakukan pengawasan, dan melakukan reboisasi hutan.
“Semoga sistem yang kita lakukan dalam penanganan ini menjadi format yang permanen dalam penanggulangan bencana di Aceh Tenggara,” kata Dyah.
Wakil Bupati Aceh Tenggara, Bukhari, berterimakasih atas respon Pemprov Aceh dalam upaya penanggulangan bencana banjir bandang di Aceh Tenggara.
“Dua kali sudah kunjungan ibu bersama sejumlah SKPA, merupakan bukti cinta dan sayang Ibu pada tanah alas. Kehadiran ini tentunya dapat mengobati hati kami korban bencana banjir,” katanya.
Menurut Bukhari, akibat banjir bandang ini yang diprediksi kerugian mencapai Rp 100 miliar lebih.
“Kami mengucapkan terimakasih setinggi-tingginya kepada ibu istri Plt Gubernur Aceh dan seluruh masyarakat yang sudah merealisasikannya bantuannya kami ucapkan terimakasih. Kepada pelaksana Plt kami mendoakan agar selalu sehat, kami mengucapkan terimakasih atas segala bantuan selama ini,” kata Bukhari.
Kepala Dinas Sosial Aceh, Drs Alhudri MM mengimbau masyarakat korban bencana banjir agar dapat bangkit kembali pasca bencana, dan tetap bersabar serta mengajak semua masayarakat menjaga lingkungan.
“Pilar-pilar kesejahteraan sosial untuk bahu-membahu membantu masyarakat korban banjir,” kata Alhudri.
Kepala BPBA Teuku Dadek, mengatakan, pelaksanaan bhakti sosial dipusatkan di dua titik yaitu Desa Lawe Rutung diturunkan 600 personil dari Pengaman Hutan dan Tim Reaksi Cepat BPBD Aceh Tenggara.
“Di Desa Kutacane Lama dengan komposisi personil dari Penyuluh Pertanian, Satpol PP, Dinas Kebersihan, mahasiswa dan lainnya beserta alat perlengkapan yang sama,” katanya.(mah)