Kabupaten Bireuen, spiritnews.co.id – Kabupaten Bireuen hingga saat ini masih krisis guru Sekolah Dasar (SD). Padahal, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat sudah mengusulkan kekurangan guru ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh dan pemerintah pusat.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, Disdikpora Kabupaten Bireuen, Surya, mengatakan, krisis guru SD sudah sejak lama terjadi di Kabupaten Bireuen.
“Sudah sejak lama krisis guru SD ini, namun belum ada perhatian dari pemerintah pusat maupun Pemprov Aceh,” kata Surya kepada spiritnews.co.id, di ruang erjanya, Kamis (15/2/2019).
Dikatakan, saat ini Kabupaten Bireuen kekurangan guru mata pelajaran Agama Islam sebanyak 90 orang, guru olahraga sekitar 142 orang guru beserta guru kelas lainnya sekitar 460 orang guru.
“Apalagi tahun 2019 ini akan guru kelas pensiun sebanyak 122 orang,” katanya.
Baca Juga : Bupati Purwakarta Minta Pemprov Jabar Keluarkan Aturan Terkait Siswa SMA/SMK Gunakan Kendaraan Bermotor
Kekurangan guru SD ini, kata Surya, terjadi di 228 SDN dan lima SD swasta. Oleh sebab itu, perlu perhatian pemerintah pusat dan Pemprov Aceh, juga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen.
“Untuk mengisi kekosongan guru ini, kami tugaskan guru bakti untuk membantu proses belajar mengajar. Itupun tidak maksimal karena sekolah yang bersangkutan memiliki tanggungjawab untuk membayar honor Rp 200.000 – 300.000 per bulan. Itupun tergantung sekolahnya mampu membayar atau tidak,” jelasnya.
Diakuinya, hal ini menjadi kendala bagi Disdikpora Kabupaten Bireuen untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk 32.883 siswa.
“Sebenarnya guru bakti sekitar 1.625 orang bisa diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) untuk memenuhi kekurangan guru ini. Apalagi 122 guru akan penisun di tahun 2019 ini,” tegasnya.
Berita Terkait : Siswa SMAN 1 Gelar Pentas Seni Wonderful Art of Asia
“Jika hal ini dibiarkan oleh pemerintah pusat, Pemprov Aceh, maupun Pemkab Bireuen, maka dua atau lima tahun mendatang, proses belajar mengajar akan terkendala, khususnya di daerah pedesaan,” tegasnya.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Universitas Almuslim Peusangan Matanggelumpangdua, Saiful Hurri, mengaku Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Almuslim Peusangan Matanggelumpangdua mencetak (lulusan) mahasiswa guru sekitar 249 orang pada tahun 2015, 218 orang pada tahun 2016, 137 orang pada tahun 2017, dan 123 orang pada tahun 2018.
“Semua lulusan ini ada sudah diangkat PNS guru SD di kota dan pedesaan. Bahkan Pemkab Bireuen sudah menjalin kerjasama dengan Universitas Almuslim Peusangan Matanggelumpangdua untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengatasi kekurangan guru ini,” kata Saiful.(zal)