Emergensi Urologi, Siloam Hospitals Purwakarta Adakan Edukasi bagi Dokter Umum

  • Whatsapp
www.spiritnews.co.id

Kabupaten Purwakarta, spiritnews.co.id – Emergensi Urologi adalah keadaan darurat pada ginjal , saluran kemih, prostat , kandung kemih dan alat kelamin yg disebabkan oleh beberapa faktor bisa akibat kecelakaan maupun penyakit.

Guna memahami cara penanganan medis secara cepat Dan tepat, pihak Siloam Hospitals Purwakarta mengadakan kegiatan yang bertema ” Penatalaksanaan kasus Emergensi Urologi” bagi para dokter umum.

Bacaan Lainnya

“Edukasi dan diskusi mengenai penatalaksanaan kasus emergensi urologi, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan Dan keterampilan dokter umum dalam penanganan awal pada pasien,” ungkap Direktur Siloam Hospitals Purwakarta, Irwan Gandana, Sabtu (9/3/2019) di Siloam Hospitals Purwakarta.

Baca JugaPj. Bupati Purwakarta Minta Perusahaan Daftarkan Warga Sekitar menjadi Peserta BPJS Kesehatan

Diskusi penatalaksanaan kasus emergensi urologi disambut baik dengan sejumlah pertanyaan oleh peserta. Yaitu, dr. Heny dari Puskesmas bungursari, yang menyampaikan kasus pasien pria berusia 60 tahun dengan keluhan kandung kemih. “Disaat melakukan pemasangan kateter, saya menemukan hambatan. Pertanyaan saya, tindakan apa lagi yang harus dilakukan untuk mengangani pasien seperti ini?”, tanya dr. Heny dari Puskesmas bungursari.

Terkait pertanyaan tersebut, dr. Safendra Siregar, spesialis  urologi  dari Siloam Hospitals Purwakarta menjelaskan bahwa yang  sering terjadi pada umumnya karena kurang tepatnya dalam pemasangan kateter, yaitu karena pada saat pemasangan tidak menggunakan jelly.

“Penggunaan jelly tidak untuk dioleskan pada alat kateter, tapi dimasukan ke dalam uretra dan pastikan urine keluar. Artinya pemasangan sudah benar, ” sebut Safendra Siregar menjawab pertanyaan dr. Heny.

Dengan diagnosa yang benar maka dapat dilakukan penanganan yang cepat dan mengurangi komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit tersebut.

Berita LainMuncul Video Ciuman di Ruang Tunggu Pasien, Begini Kata Manajemen RS Siloam Purwakarta

Sementara itu ada pertanyaan lain mengenai ‘Golden Period untuk proses rekonstruksi’ pada saat terjadinya amputasi pada penis, yang diajukan salah satu dari peserta, dr. Reza.

Menjawab pertanyaan dr. Reza,  dr. Jupiter Sibarani Sp.U mengatakan bahwa hal pertama adalah menyimpan potongan organ lalu mencucinya dengan NaCl lalu ditempatkan didalam kantong plastik segel untuk disimpan dalam wadah bersuhu dingin yang berisi es batu.

“Dan biasanya golden period terjadi sekitar enam hingga 10 jam. Jika kita menyimpannya dengan benar maka tindakan rekonstruksi organ tersebut dapat dilakukan, “imbuh dokter spesialis Urologi Siloam Hospitals Purwakarta dr. Jupiter Sibarani.

Irwan Gandana, Direktur Siloam Hospitals Purwakarta berharap para dokter umum dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan awal dari kasus kegawat daruratan urologi sebelum nanti dirujuk ke dokter urologi di RS.

Dalam seminar tersebut dibahas pula mengenai penanganan batu ginjal tanpa pembedahan yaitu dengan ESWL

Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)

ESWL merupakan prosedur non-invasif, di mana tidak diperlukan adanya pembedahan untuk penanganan batu ginjal.

“Prosedur ini banyak digunakan dan bersifat relatif lebih aman. Efek pemecahan batu memberikan hasil yang efektif pada 80-85% kasus,”  tutur dr. Safendra

Lebih lanjut disampaikan, ESWL bekerja melalui transmisi gelombang ultrasonik atau hidraulik untuk menghancurkan batu melalui jaringan dan cairan tubuh, sehingga batu menjadi fragmen-fragmen batu yang lebih kecil dapat keluar spontan melalui kencing.

“Prosedur ini memerlukan waktu yang cukup singkat sekitar 30-60 menit, dan di Siloam Hospitals Purwakarta sudah menerima pasien BPJS Kesehatan untuk tindakan ESWL ini,” ucapnya.

Prosedur ESWL, sambungnya, memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan prosedur lain dalam penanganan kasus batu ginjal. “Antara lain, tidak memerlukan pembedahan atau pemasukan alat ke dalam tubuh, rasa nyeri yang minimal, bahkan tidak memerlukan pembiusan” ujarnya.

Selain itu,  perawatannya singkat, bahkan tidak perlu rawat inap .”Tindakan dapat diulang pada kasus batu residif dan dapat digunakan pada semua usia,”

Seluruh peserta seminar  mendapatkan sertifikat yang ditandatangani Ketua IDI Cabang Purwakarta dr. Susilo Admojo  Sp.PD dan Direktur Siloam Hospitals Purwakarta, dr Irwan Gandana MARS.(rls/ybs)

Pos terkait