Oleh : Fintha Darestu Razali
Mahasiswi FMIPA Kimia Unsyiah
INSPIRASI muncul darimana saja, bisa dari segelas kopi yang diteguk, bisa dari riuhnya suasana lalu lintas kota, bisa dari sebuah perjalanan bahkan bisa dari kesunyian malam sekalipun.
Dan bagi saya inspirasi dan kreasi muncul dari seorang yang sangat berpengaruh dalam hidup. Jika ditanya tentang ini mungkin jawabannya akan sama. Ya, orang yang paling berpengaruh dalam hidup pastilah orangtua karena dari mereka kita mulai pengkajian awal tentang hidup.
Namun, ada yang berbeda dari inspirasi saya kali ini. Dia adalah orang terdekat, bahkan kami kecil dan tumbuh di ranah yang sama. Klise memang jika ingin memulai bercerita tentangnya bahkan saya sendiri belum pernah berbicara langsung dengan beliau (semoga kesampaian hehe), tetapi semua yang beliau sampaikan lewat media sosial maupun acara sosialisasi mampu membuat otak bekerja lebih cepat dari biasanya dan hati ingin terus memacu untuk bisa seperti beliau.
Dialah seorang bapak kami, lelaki kelahiran Desa Subarang, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan tepat pada 1 Agustus 1967. Seseorang yang terlahir dari keluarga biasa namun ramahnya luar biasa. Awalnya, saya mengira beliau orang yang tidak peduli apalagi dengan jabatannya yang saat itu seorang DPD RI.
Namun, lewat seorang teman yang kemanapun selalu bercerita tentang beliau, bahkan tak jarang membawa saya ke rumah sosok ini. Dari sinilah saya berpikir ulang ‘’don’t judge book by the cover’’. Saya benar-benar salah, beliau adalah orang sangat terbuka apalagi kepada anak muda yang mau berproses dan bekreatifitas.
Namun, Rafli memiliki sebuah rumah tinggal di kawasan Banda Aceh yang setiap harinya selalu penuh dengan tamu, baik itu dari kalangan musisi, pejabat, anak muda dan yang sangat mencengangkan adalah selalu ramai dengan orang-orang dari daerah kampung halamannya, yaitu Aceh Selatan.
Kekaguman saya mulai bertambah, karena tidak hanya berprestasi di bidang seni dan politik beliau juga berprestasi untuk menjalin silaturahmi yang kuat. Orang-orang ini datang dengan berbagai tujuan, baik yang hanya ingin berdiskusi bahkan membuat musik bersama beliau. Saya memang belum pernah berbicara langsung dengan beliau.
Tetapi setiap kerumahnya, walaupun dari jarak jauh saya selalu melihat keramahan beliau terhadap semua tamu yang datang. Bagi beliau tak perlu kursi untuk diskusi, lesehan pun jadi. Dan sosok yang selalu saya kagumi ini adalah Bapak Rafli atau yang lebih dikenal dengan Rafli Kande.
Beliau adalah orang yang sangat hobi bersyair. Karirnya dimulai dari mengikuti berbagai festival-festival dan dari sinilah beliau menjadi musisi Aceh terbaik sampai saat ini.
Setiap karya-karyanya selalu bernuansa islam dan tetap tidak melupakan ciri khas Aceh. Selain itu, syair – syairnya juga banyak mengandung sisi kemanusiaan dan pesan politik untuk pemimpin Aceh.
Walaupun demikian, karyanya selalu banyak diminati dari semua kalangan terutama generasi muda. Musik yang dibuat mampu membuat orang yang mendengarnya seperti ingin ikut bernyanyi walaupun sebenarnya mungkin ada yang tidak tahu dengan liriknya. Inilah sisi menarik dari karya-karya beliau.
Selain itu, yang paling amat saya kagumi adalah dalam setiap liriknya selalu ada nasehat dan petuah dan inilah yang kadang membuat hati kecil bergetar dan tiba-tiba saja mengeluarkan air mata.
Tidak hanya sekedar membuat lirik yang mampu memecah suasana hati penikmatnya. Beliau adalah orang yang sangat memperjuangkan seni dan budaya terutama Aceh.
Bahkan beliau sukses mempromosikan budaya Aceh sampai ke luar negeri. Hal inilah yang membuat beliau ingin menduduki kursi di DPR-RI sebagai fokus kerja karena beliau ingin budaya Aceh dikenal diseluruh dunia.
Terutama karya-karya anak muda Aceh yang luar biasa, selain berisi kharakteristik Aceh juga berisi petuah-petuah yang mungkin sekarang mulai dilupakan.
Beliau juga pernah dinobatkan sebagai ‘’Peace Ambassador’’ karena ikut serta dalam merangkul perdamaian pada saat Aceh mengalami konflik beberapa tahun silam.
Inilah sedikit tulisan tentang sosok yang sangat menginsprasi saya. Semoga suatu saat bisa bertemu dan mendengrkan nasehat – nasehatnya langsung.(*)