Antisipasi Baby Blues Syndrom, Dinkes Minta Bidan Pro Aktif

  • Whatsapp
spiritnews.co.id
Sumpah Janji Bidan se-Kabupaten Purwakarta, di Bale Sawala Yudhistira, Pemkab Purwakarta

Kabupaten Purwakarta, spiritnews.co.id – Kasus penguburan hidup – hidup bayi berusia 5 bulan yang dilakukan oleh W (35), ibu kandung bayi itu di Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat beberapa waktu yang lalu, menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta.
Terlebih apa yang dilakukan W tersebut diduga mengalami baby blues syndrom atau psikis kejiwaan yang kerap dialami ibu hamil dan ibu yang telah melahirkan.
Agar tidak terjadi kejadian yang serupa, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta, meminta para bidan desa untuk proaktif lagi dalam memantau ibu hamil dan pasca melahirkan.

Baca Juga : Bupati Anne Mendoakan Kesembuhan Dian, Bayi Usia 5 Bulan yang Dikubur Hidup – hidup

Bacaan Lainnya

“Proaktif dan cepat tanggap, bahkan selalu berkoordinasi dengan aparat desa setempat,” ujar Plt Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Dadan, di sela kegiatan Sumpah Janji Bidan se-Kabupaten Purwakarta, di Bale Sawala Yudhistira, Pemkab Purwakarta, Selasa (2/4/2019).
Menurutnya, ketika kegiatan posyandu keliling para bidan harus serta merta memberikan pemahaman pendampingan baik untuk keluarga maupun ibu yang sedang hamil.

Berita Terkait : Hamil Sembilan Bulan, Bupati Purwakarta Tetap Laksanakan Tugas Kenegaraan

“Manfaatkan juga momen kegiatan posyandu kan suka digelar di RT/RW disitu bidan juga berikan penyuluhan akan bahayanya baby blues syndrom baik untuk ibu yang hamil, pasca melahirkan termasuk keluarganya,” ujar Dadan.
Selain itu dirinya juga meminta peran serta keluarga dan masyarakat, terhadap ibu hamil atau pasca melahirkan. Karena timbulnya baby blues syndrom bisa diminimalisir apabila dilakukan pendampingan yang tepat dari lingkungan, salah satunya keluarga yang memiliki ibu hamil atau pasca melahirkan.
Sehingga kejadian yang menimpa W bisa diminimalisir serta kasus terakhir di Purwakarta.
“Untuk itu tadi juga kita undang pakar bagaimana meminimalisir baby blues syndrom, yang terpenting keluarga, masyarakat serta aparat desa termasuk bidan harus pro aktif,” ungkapnya.(rls/sn)

Pos terkait