Kabupaten Nagan Raya, spiritnews.co.id – Rumah kayu yang sudah termakan usia menjadi saksi bisu pahitnya hidup yang dijalani Rakibah (41). Wanita sudah menderita lumpuh selama enam tahun.
Perempuan asal Desa Cot Kuta, Kecamatan Suka Makmu, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh itu hanya bisa berbaring di atas dipan kayu beralas tikar. Tidak ada baju yang melekat dibadannya. Hanya kain sarung kumal yang menjadi penutup tubuhnya. Badannya kurus, tatapannya hampa.
Dyah Erti, istri Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh mengunjungi Rakibah, pada Jumat (5/4/2019) lalu. “Assalammulaikum,” Dyah menyapa lembut.
Pada ruang tengah rumah papan itu, pemilik rumah, Wan Ambiya (70) serta suaminya Teungku Usman (80) telah menunggu. Mereka menyambut kedatangan Dyah dengan keluarga yang lengkap. Tujuh anak termasuk Rakibah.
“Lon saket, rubah bak dapu, badan lon ka lumpuh siblah (Ia sakit, menderita lumpuh usai jatuh dari dapur. Sebelah badannya disebut sudah tak berfungsi),” kata Wan kepada Dyah.
“Tapi yang leubeh seudeh aneuk lon Rakibah di dalam kama, aneuk lon ka nam thon lumpuh (tapi sedihnya Rakibah sudah lama sakit, sudah ada enam tahun lumpuh),” tambahnya.
Dyah beranjak ke sebuah kamar berukuran kecil. Kamar tempat Rakibah terkulai di dipan beralas tikar. Saat ditanya, ia tak menjawab. Hanya air mata yang keluar perlahan.
Menurut kakaknya, Rakibah lumpuh akibat terjatuh dari sepeda motor saat dibonceng adiknya sekira 6 tahun lalu. Segala upaya telah dilakukan. Berobat ke dokter hingga ke dukun kampung telah dicoba. Ia tak jua sembuh hingga kemudian menderita lumpuh.
Derita ibu beranak satu itu bertambah karena suaminya menikah lagi dengan perempuan lain.
Pada kesempatan itu, Dyah Erti memberikan motivasi pada keluarga Rakibah. Meminta mereka merawat Rakibah. Jika biasa ia dimandikan dua pekan sekali, kali ini Dyah meminta agar Rakibah dimandikan setiap hari.
“Pake baju yang layak. Ibu Rakibah kan bisa duduk, bawa keluar biar kena matahari pagi. Matahari pagi bagus untuk kesehatan, rumahnya dibuat ventilasi udara agar udara dan sinar matahari bisa masuk,” kata Dyah.
Dyah lantas menyerahkan sedikit sembako dan santunan, meminta mereka memanfatkan untuk keperluan sehari-hari. Saat pamit ia tak lupa menitipkan Rakibah pada istri kepala desa.(mah)