Kota Langsa, spiritnews.co.id – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Langsa menyelenggarakan kegiatan Pembentukan Kader Bela Negara Kota Langsa tahun 2019 dan dihadiri sekitar 60 pemuda pemudi se-Kota Langsa, serta Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Langsa AKBP Navri Yulenny, SH, MH, di Aula Citra Convention Hall Jalan TM Bahrun, Desa Paya Bujok Teungoh, Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa, Kamis (2/5/2019).
Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0104 Aceh Timur, Mayor Inf Abdul Muthalib Talassa menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut. Ia mengatakan, ancaman nyata saat ini adalah Perang Energi di Arab Spring yaitu Perang Ekonomi yang meliputi Pangan, Air dan Energi disekitar wilayah Ekuator seperti Indonesia.
“Ini merupakan Perang Masa Kini yang menjadi ancaman nyata bagi Negara Indonesia. Jika dilihat dari perspektif ancaman, Indonesia berada dalam kepungan Five Power Defence Arrangement atau dikenal dengan singkatan FPDA yang terdiri dari lima negara dibawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan Negara Negara Persemakmuran Inggris, diantaranya Negara Selandia Baru, Australia, Singapura, Malaysia dan Inggris,” kata Muthalib.
“Buntut dari ancaman nyata tersebut diantaranya terjadi konflik sipadan – ligitan dan blok ambalat, reklamasi pantai ke arah Indonesia dan penolakan nama KRI Usman – Harun, serta penyadapan telepon pejabat negara dan penolakan eksekusi mati “Bali Nine”,” tambhanya.
Dikatakan, yang menjadi ancaman nyata saat ini adalah Penyalahgunaan Narkoba atau dikenal dengan Perang Candu. Tercatat, 15.000 jiwa rakyat Indonesia meninggal setiap tahunnya. Pada tahun 2016, sekitar Dua Persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 5,1 Juta Jiwa terlibat penyalahgunaan Narkoba. Akibat dari Perang Candu adalah Lost Generation atau Kehilangan Generasi, ini sangat berbahaya karena korban yang ditimbulkan Perang Candu melebihi korban terorisme.
Dari segi ekonomi, Indonesia diketahui merupakan negara kepulauan terbesar di daerah ekuator yang memiliki garis pantai kedua terpanjang di dunia dengan luas laut 5,8 juta km per segi. Hal ini membuat Indonesia menjadi Negara yang memiliki sumber pangan, air dan energi yang melimpah.
Pangan sebagai Sumber Makanan dan Sumber Energi Hayati menjadi sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia, mengingat akan habisnya energi fosil di dunia pada tahun 2056 menurut para ahli. Sementara, pertumbuhan penduduk dunia dalam setiap 12 tahunnya bertambah sebanyak Satu Miliar Jiwa. Dengan ketersedian pangan dunia yang terbatas, Indonesia menjadi Negara yang dikelilingi ancaman Invasi negara-negara lain di dunia.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Presiden Indonesia Pertama Ir. Soekarno, bahwa Kekayaan Alam Indonesia suatu saat akan membuat iri negara-negara di Dunia.
“Kita harus selalu waspada kepada setiap ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam bangsa sendiri dengan cara Bela Negara yang merupakan implementasi dari sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara,” tegasnya.
Diakuinya, perlunya menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta air yaitu bangga sebagai bangsa Indonesia yang memiliki lingkungan hidup yang baik dan kekayaan alam yang melimpah dengan tidak merusak alam, serta menjaga kebersihan dan memelihara lingkungan dan bangga memiliki beraneka ragam budaya dengan mencintai kesenian daerah, menghormati adat istiadat serta menjunjung tinggi toleransi beragama.
“Poin terakhir adalah Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara, meliputi jiwa raga, waktu, tenaga, pikiran dan harta benda guna kepentingan bangsa dan negara, serta meyakini Pancasila sebagai Ideologi Negara agar kita sebagai Rakyat Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tidak mudah dipecah-belah dan diadu domba seperti yang terjadi di Negara Arab atau “Arab Spring” mengingat pesan Bung Karno yang mengatakan bahwa “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, namun Perjuanganmu akan jauh lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri,” ungkapnya.(mah)