Kabupaten Bireuen, spiritnews.co.id – Masyarakat Kabupaten Bireuen kebingungan untuk menghadapi tradisi hari meugang, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Pasalnya, harga daging sapi segar meroket hingga mencapai Rp 170.000 per kilogram.
Seorang pembeli daging, Syamsul, warga Desa Sarah Sirong, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, mengatakan, pemerintah seharusnya bisa menstabilkan harga daging, khususnya menjelang puasa dan Idul Fitri. Karena harga daging saat ini sangat mahal.
Baca Juga : Dinas Perikanan dan Peternakan Bandung Barat Awasi Daging Celeng dan Ayam Berformalin
“Harga daging di hari Meugang kali ini sangat mahal, mencapai 170.000 per kilogram. Seharusnya pemerintah bisa menstabilkan harga tersebut untuk meringankan beban masyarakat,” kata Syamsul kepada spiritnews.co.id, Sabtu (4/5/2019).
Diakuinya, mahalnya harga daging sapi ini mengecewakan masyarakat. Sebab pemerintah tidak mampu mengantisipasi lonjakan harga daging.
“Setidaknya kami bisa beli satu kilogram daging. Biar bisa menyenangkan anak-anak,” kata Banyak Ali, juga warga Desa Sarah Sirong, Kecamatan Jeumpa.
Berita Terkait : Disperdaginkop dan UKM Aceh Utara Gelar Pasar Murah Ramadhan
Hasbi, seorang pedagang daging di Pasar Tradisional Kota Bireuen, mengatakan, akibat melonjaknya harga daging ini mengakibatkan daya beli masyarakat lemah sebab ekonomi merosot, ditambah hasil panen petani merosot.
“Masyarakat pedesaan terpaksa harus mengalihkan untuk membeli daging ayam dan itik yang harganya juga mulai naik, dari Rp 45.000 menjadi Rp 60.000 per ekor ayam. Sedangkan harga itik dari Rp 70.000 naik menjadi Rp 120.000 per kilogram,” kata Hasbi.
Berbeda dengan pedagang ternak sapi, kerbau dan kambing. Mereka mengaku senang karena harga daging sapi cukup tinggi.
“Peternak sangat menguntungkan, sebab permintaan ternak banyak jelang meugang,” kata Surya, seorang peternak sapi, di Kota Matanggelumpangdua Kabupaten Bireuen.(zal)