Menaker Hanif Ingin Buat BLK Fashion Kelas Dunia

  • Whatsapp
spiritnews.co.id

Milan, spiritnews.co.id – Usai mengikuti International Labour Conference (ILC) Ke-108 di Jenewa, Swiss, Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri melakukan kunjungan kerja ke Instituto Marangoni di Kota Milan, Italia.
Dalam kunjungan ini, Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menjajaki kerja sama pengembangan pelatihan bidang fashion.
Menurutnya, kerja sama dengan Instituto Marangoni akan memberi banyak manfaat bagi Indonesia dalam mengembangkan industri fashion. Mengingat, Kota Milan lekat dengan julukan Kota Mode. Selain itu, Instituto Marangoni merupakan lembaga yang syarat pengalaman dalam melatih profesional dan teknisi yang spesialis di bidang mode kelas dunia.
“Oleh karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan memandang perlu untuk benchmarking dan belajar tentang apa yang telah dilakukan institusi ini dalam memajukan industri mode/fashion di italia dan internasional,” kata Hanif saat bertemu Former Istituto Marangoni, Ms. Roberta Cesaro dan jajaran Instituto Marangoni di Milan, Jumat (21/6/2019) waktu setempat.
Hanif menjelaskan bahwa industri fashion/mode sebagai bagian dari ekonomi kreatif yang memegang peranan penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia.
“Industri ini telah menjadi pencipta nilai tambah, pencipta lapangan pekerjaan, juga sebagai penyumbang devisa,” jelas Hanif.
Dikatakan, saat ini fashion tengah digemari di Indonesia, karena mengandung unsur budaya di dalamnya. Bisnis inipun memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang di Indonesia.
“Oleh karena itu, kerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing, khususnya tenaga terampil di industri fashion semakin penting dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang investasi ke depannya,” ujar Hanif.
Pemerintah Indonesia sendiri melalui Kementerian Ketenagakerjaan terus mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil di bidang fashion. Salah satunya, pelatihan kejuruan fashion technology di BBPLK Semarang.
Kejuruan ini merupakan upgrading dari kejuruan menjahit. Agar peserta pelatihan tidak hanya kompeten dalam menjahit, namun juga berkompeten untuk menjadi fashion designer.
“Lembaga pelatihan ini perlu didukung dengan peningkatan kapasitas pelatihan dan program yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal maupun internasional,” ujarnya.
Adapun, poin-poin yang dijajaki untuk dikerjasamakan ke depan dengan Instituto Marangoni diantaranya adalah kolaborasi program pelatihan professional melalui exchange of ideas, projects, dan pameran busana bersama.
Di samping itu, hal-hal lain yang dijajaki mencakup peningkatan kapasitas lembaga pelatihan melalui capacity building instruktur dengan Training of Trainers (ToT); pemutakhiran peralatan pelatihan baik, perangkat lunak maupun perangkat keras; proyek bersama; dan program-program lainnya yang relevan dengan bidang fashion.
“Saya berharap, kunjungan kerja ini merupakan awal kolaborasi dan inisiasi kerja sama masing-masing institusi kedua negara, dan dapat mempererat hubungan antara Italia dan Indonesia, khususnya dibidang ketenagakerjaan,” ungkapnya.(rls/sir)

Pos terkait