Kabupaten Bireuen, spiritnews.co.id – Ratusan petani garam dapur secara tradisional, di Desa Tanoh Anoe, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen butuh bantuan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen.
Salah seorang petani garam dapur, Jamilah, warga Desa Tanoh Anoe, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, mengaku, sudah puluhan tahun menjadi petani garam dapur. Namun hampir setiap tahun sulit berkembang karena kekurangan modal. Hasil penjualan harus terbagi-bagi dengan kebutuhan keluarga.
“Sudah puluhan tahun jadi petani garam dapur. Namun hingga saat ini belum pernah merasakan bantuan modal dari pemerintah. Kami sangat membutuhkan bantuan modal untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan perekonomian keluarga,” kata Jamilah kepada spiritnews.co.id, Selasa (25/6/2019).
Diakuinya, jika ada bantuan dari pemerintah akan digunakan untuk modal usaha, membangun tempat usaha ukuran 5 x 7 meter. Sebab, tempat usaha yang ia miliki saat ini sudah reot, nyaris ambruk. Serta untuk membuat tungku yang terbuat dari plat besi ukuran 1,5 x 1,7 meter yang akan digunakan untuk memasak atau mengolah sekitar 50 kilogram dapur umum bersih putih.
“Saya dan petani garam dapur lainnya pernah mendapatkan bantuan dari Pemprov Aceh pada saat bencana tsunami melanda Aceh,” ujarnya.
Camat Jangka, Alfian, membenarkan adanya ratusan petani garam dapur di daerahnya yang membutuhkan bantuan dana.
“Para petani garam ini sampai sekarang masih terus memproduksi garam dapur, diperkirakan ratusan kilogram setiap hari per satu orang petani,” ungkapnya.(zal)