Pemkab Bandung Barat Targetkan PAD Sektor Wisata Rp 70 Miliar

  • Whatsapp
spiritnews.co.id

Kabupaten Bandung Barat, spiritnews.co.id – Kabupaten Bandung Barat saat ini tengah berbenah diri untuk menjadi daerah yang mengedepankan sektor pariwisata sebagai ujung tombak penggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tahun 2020 mendatang.
Untuk mewujudkan misi tersebut, Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat akan menghadirkan sedikitnya 10 destinasi wisata baru di Kabupaten Bandung Barat.
“Kita punya konsep untuk menghadirkan destinasi wisata baru. Insya Allah ada 10 destinasi wisata baru,” kata Aa Umbara saat ditemui seusai kunjungan ke Wahana Wisata Alam Burangrang Selatan, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (25/6/2019).
Aa optimistis dengan dibukanya 10 destinasi wisata baru PAD Kabupaten Bandung Barat ditargetkan bisa meraih Rp 70 miliar dari sektor wisata.
“Target dari 10 destinasi wisata mininal tahun 2020 kita bangun, 2021 kita mulai beroperasi. Minimal bisa Rp 50 – 70 miliar di tahun pertama dan akan berkembang di tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.
10 destinasi wisata baru di Kabupaten Bandung Barat, lanjut Aa, dipastikan berada di luar Kecamatan Lembang yang selama ini menjadi penyumbang terbesar PAD untuk Kabupaten Bandung Barat dari sektor pariwisata.
Menurut dia, 7 destinasi wisata baru sudah disiapkan di dua kecamatan yakni Kecamatan Cikalongwetan dan Kecamatan Cipendeuy.
“Cikalongwetan dan Cipendeuy kemungkinan ada 7 objek wisata baru. Nanti kita buka juga di wilayah selatan seperti di Rongga, Gununghalu, Sindangkerta atau Cililin. Tanahnya tidak ada yang beli. Disana ada tanah desa, perkebunan dan tanah Perhutani,” ujarnya.
Walaupun demikian, Aa Umbara tidak memungkiri jika target membangun 10 destinasi wisata baru di Bandung Barat terkendala masalah anggaran membangun dan memperlebar akses jalan.
Untuk mengatasi problem jalan, salah satu opsi yang diusulkan oleh Aa Umbara adalah meminta bantuan dari pemerintah pusat agar bisa memberikan kompensasi dari proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung yang digarap oleh konsorsium PT KCIC. Pasalnya, beberapa titik destinasi wisata baru yang direncanakan Pemkab Bandung Barat berada tidak jauh dari proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.
“Bagaimana wisatawan bisa datang berarti akses jalan yang harus dibuka, dan itu modalnya ratusan miliar. Kenapa saya selalu menolak kereta api cepat karena kepada KCIC saya selalu minta agar jalan diperlebar. Mau dari APBN, mau dari CSR, mau dari apapun juga tolong buatkan. Ini juga bisa jadi penunjang KCIC karena ini merupakan proyek strategis nasional,” katanya.
Aa Umbara pun optimistis jika Pemerintah Pusat atau PT KCIC mau membangun akses jalan di Cikalongwetan, Cipendeuy, Padalarang hingga ke Ngamprah, kemacetan dan penumpukan kendaraan wisatawan yang akan menuju Lembang di exit tol Pasteur setiap akhir pekan bisa berkurang.
“Minimal dari Cikalongwetan ke Cisarua terus nanti ke Lembang tidak lewat Pasteur. Wisatawan dari Jakarta tidak ada yang lewat Pasteur. Dari exit tol 101-106 langsung ke Lembang via Parongpong, Cisarua balik lagi ke sini (Cikalongwetan) dan pastinya akan mengurangi kemacetan,” ungkapnya.(gus)

Pos terkait