Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Kabupaten Aceh Utara kini memiliki satu Museum Islam Samudra Pasai, sebagai tempat penyimpanan barang-barang bernilai edukasi sejarah.
Tak jauh dari lokasi situs Makam Malikussaleh. Museum ini yang terletak di Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh diresmikan, Selasa (9/7/2019).
Peresmian museum tersebut ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Bupati Aceh Utara H Muhammad Thaib didampingi oleh Wakil Bupati Fauzi Yusuf, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara Saifullah, MPd, dan Duta Museum Aceh Drs Mujiburrizal, SSn, MA.
Bupati H Muhammad Thaib, mengapresiasi kerja lintas sektor bidang kebudayaan yang telah membidani berdirinya Museum Islam Samudera Pasai. Meskipun saat ini dengan prasarana yang terbatas, tapi diyakini keberadaan museum ini akan menambah daya tarik bagi masyarakat lokal, juga masyarakat luar, untuk berkunjung ke kawasan situs Kerajaan Samudera Pasai di Aceh Utara.
“Kami mengajak masyarakat untuk menjaga dan merawat semua objek peninggalan sejarah yang ada di Aceh Utara. Juga untuk menjaga museum ini, manfaatkan museum ini untuk sarana edukasi dan pembelajaran bagi anak-anak kita,” kata Thaib.
Dikatakan, untuk menggenjot minat kunjung ke lokasi Museum Islam Samudera Pasai ini Pemkab Aceh Utara akan membenahi prasarana jalan masuk, yang belum beraspal akan diberi aspal, juga akan dilakukan pelebaran pada titik-titik tertentu, sehingga memudahkan akses transportasi bagi pengunjung.
“Juga perlu dipikirkan alat transportasi ke lokasi museum, karena ke sini tidak tersedia angkutan umum. Kalau ada tamu dari luar daerah hendak berkunjung ke sini, mungkin perlu disiapkan mobil sehingga mereka tidak kepayahan mencari jasa angkutan,” katanya.
Di dalam museum ini terdapat 340 jenis benda – benda yang berhubungan dengan barang koleksi Museum Islam Samudera Pasai. Seperti, perhiasan, peralatan rumah tangga, peralatan pertanian, senjata tradisional, alat musik etnik, perlengkapan pesta, serta buku-buku dan kitab karangan ulama abad pertengahan.
Wakil Bupati Fauzi Yusuf, mengatakan, dengan berdirinya museum ini diharapkan dapat menjadi taman edukasi bagi anak-anak Aceh yang tak kalah menarik.
“Para pelajar dari sekolah-sekolah di Aceh Utara kita harapkan dapat secara bergilir berkunjung ke Museum Islam Samudera Pasai. Disini mereka bisa belajar dan memahami sejarah, dengan melihat langsung benda-benda bersejarah di sini,” kata Fauzi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara, Saifullah, melaporkan bahwa bangunan gedung Museum Islam Samudera Pasai dibangun dengan anggaran otonomi khusus secara bertahap. Pihaknya melibatkan banyak pihak dan stake holder, mulai dari perencanaan bangunan hingga penataan barang-barang koleksi museum.
“Ke depan, museum ini akan terus dibenahi, terutama dalam hal pengelolaannya diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang optimal dalam pelestarian sejarah dan pengembangan budaya di daerah berjuluk Bumi Malikusaleh ini,” kata Saifullah.
Terkait dengan barang-barang koleksi saat ini, kata Saifullah, sebagian merupakan bawaan dari museum lama, sebagian lagi merupakan sumbangan dari masyarakat.
“Terimakasih kepada lembaga peneliti sejarah dan arkeologi, di antaranya LSM Cisah dan Mapesa, yang selama ini cukup aktif melakukan penelitian objek-objek peninggalan sejarah di wilayah Aceh Utara,” ucap Saifullah.(mah)
Museum Islam Samudera Pasai Jadi Media Edukasi Bersejarah
![Museum Islam Samudera Pasai Jadi Media Edukasi Bersejarah spiritnews.co.id](https://spiritnews.co.id/wp-content/uploads/2019/07/IMG-20190709-WA0011.jpg)