Kabupaten Bireuen, spiritnews.co.id – Awal September 2019, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bireuen akan menanami jagung di lahan seluas 20.000 hektar milik masyarakat yang tersebar di 17 kecamatan secara serentak.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bireuen, Muhammad Nasir, mengatakan, pencanangan pengembangan jagung jenis Hibrida ini sebagai upaya mendukung Program Grand Desing Alternatif Development (GDAD), serta membebaskan Bireuen pengaruh narkoba dan PT JAFPA, dan Confood yang difasilitasi Badan Narkoba Nasional (BNN), serta komitmen kerjasama kemitraan menampung hasil panen.
“Tim BNN telah turun ke lokasi pilot projeck di Desa Meunasah Bongo, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen. Di daerah ini ada lahan milik warga yang masih terlantar, sehingga memungkinkan dimanfaatkan untuk ditanami jagung,” kata Nasir kepada spiritnews.co.id, Kamis (25/7/2019).
Diakuinya, program ini untuk mengoptimalkan lahan masyarakat yang terkesan terlantar. Sebelumnya, sudah disosialisasikan kepada pemilik lahan dan petani oleh 250 orang petugas pertanian terdiri Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Kepala Puskeswan, Menteri Pertanian, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Petugas Peternakan dan Petugas Insiminasi Buatan (IB).
“Awal September tahun ini sudah mulai penanaman. Dan sekarang masih gencar sosialisasi. Semangat petani cukup tinggi, namun ada kendala mengenai herbisida, pupuk, inteksida dan benih jagung,” katanya.
Diakuinya, hasil panen petani atau jagung pipil dengan kadar air 17 % nantinya akan dibeli oleh PT Indo Jaya Agribisnis dengan harga Rp 4.050 per kilogram.(zal)