Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Tumpahan minyak mentah di pesisir Karawang sudah masuk ke hutan mangrove. Bahkan sekitar 232 ribu pohon dari 935 pohon mangrove telah tercemari minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) tersebut.
“Sampai saat ini sudah ada 232.000 pohon yang terdampak limbah minyak mentah dari 935 pohon. Sampai saat ini belum ada yang mati,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, Wawan Setiawan, kepada spiritnews.co.id, di ruang kerjanya, Kamis (22/8/2019).
Menanggapi hal tersebut, anggota Fraksi Golkar, DPRD Kabupaten Karawang, Asep Syaripudin, mengatakan, meski belum adanya pohon mangrove yang mati akibat tercemar minyak mentah, harus ada upaya pencegahan.
Jangan sampai dampak pencemaran terus meluas hingga lebih banyak lagi pohon mangrove yang tercemari.
“Dalam hal ini pemerintah daerah harus berani mendesak pihak Pertamina sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk segera melakukan pencegahan. Sekarang mungkin belum ada pohon mangrove yang mati meski sudah 232 ribu pohon mangrove yang tercemar, tapi hal ini bisa berdampak negatif yang lebih luas jika dibiarkan,” kata Asep.
Dikatakan, keberadaan hutan pohon mangrove memiliki banyak fungsi. Selain untuk mencegah terjadinya abrasi, hutan mangrove juga menjadi salah satu ekosistem yang harus dijaga.
“Bukan cuma bicara soal pencegahan abrasi fungsi dari hutan mangrove itu, tapi juga soal keberadaan ekosistem didalamnya. Mungkin sampai saat ini pohon mangrove nya masih bisa bertahan dari minyak mentah itu, tapi bagaimana dengan ekosistem di dalamnya? Itu juga perlu dipikirkan,” ungkapnya.(zck)