Kota Surabaya, spiritnews.co.id – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat sepanjang 2015-2019, total penciptaan lapangan kerja baru telah mencapai 11.196.270.
Dengan demikian, target penciptaan 10 juta lapangan kerja baru Presiden Joko Widodo pada 2015-2019 telah terlampaui.
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia saat ini berada di angka 5,01 %, dimana ini merupakan angka pengangguran terendah dalam sejarah Indonesia.
Kendati demikian, target penciptaan lapangan 2 juta lapangan kerja baru pertahun harus tetap dilaksanakan, agar total penciptaan lapangan kerja sejak 2015- 2019 dapat mencapai 12 juta.
“Upaya pengurangan pengangguran, perluasan kesempatan kerja, dan peningkatan kualitas SDM harus ditingkatkan dan dilaksanakan secara nyata agar program ketenagakerjaan dapat membawa manfaat nyata bagi masyarakat,”kata Plt. Dirjen Binapenta dan PKK, Edi Purnama, saat membuka kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM Pelaporan Pusat dan Daerah, di Surabaya, Rabu (21/8/2019) malam.
Menurut Edi, selama ini pembangunan ketenagakerjaan, khususnya pada bidang penempatan tenaga kerja, terus bergerak ke arah yang lebih positif.
Namun begitu, pembangunan ketenagakerjaan masih membutuhkan kerja besar. Termasuk pada bidang penempatan tenaga kerja. Untuk itu, dalam menghadapi tantangan dunia ketenagakerjaan yang semakin kompleks dan berat, dibutuhkan kolaborasi berbagai pihak, sinergi, kerja sama, serta berbagai terobosan.
“Pada bidang penempatan tenaga kerja, penguatan Informasi Pasar Kerja adalah kunci, yaitu terkait data lowongan dan penempatan tenaga kerja,” terangnya.
Bahkan, saat ini kerja pemerintah tidak hanya fokus pada pendidikan saja, tetapi juga meningkatkan keterampilan melalui pelatihan vokasional. Kemnaker merupakan salah satu kementerian yang memiliki peran penting dalam mempersiapkan ‘Sumber Daya Manusia Unggul, Indonesia Maju’.
Edi menegaskan, upaya penanggulangan masalah pengangguran dan peningkatan kualitas pekerja itu harus dilaksanakan secara nyata. Tujuannya, agar bisa membawa manfaat bagi tenaga kerja. Pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan dan daya saing nasional.
Selain itu, Edi juga mengingatkan saat ini dunia ketenagakerjaan juga tengah dihadapkan pada tantangan era digitalisasi. Dimana jenis-jenis pekerjaan lama diprediksi akan hilang. Di sisi lain, jenis-jenis pekerjaan baru akan muncul.
“Perlu dipikirkan dan dicari solusi bersama untuk kelompok pekerja yang kompetensinya perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi sebagai dampak dari revolusi industri 4.0,” terangnya.
Ia berharap, program kementerian seperti pelatihan, penempatan tenaga kerja, hingga arah pengembangan suatu wilayah, harus dijadikan input dalam sinergi pelatihan dan penempatan tenaga kerja.
“Gagasan tersebut akan terealisasi apabila didukung dengan data dan informasi yang akurat sebagai bahan pemantauan dan evaluasi perencanaan ke depan, baik tingkat pusat maupun daerah,” paparnya.(rls/sir)