Jakarta, spiritnews.co.id – Indonesia menargetkan untuk menjadi negara maju pada tahun 2045. Adapun, kunci bagi Indonesia untuk mempercepat capaian tersebut adalah peningkatan produktivitas dan daya saing nasional.
Demikian dikatakan Direktur Bina Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Fachrurozi, dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Induk Nasional (RIN) dan Peta Jalan (Roadmap) Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (GNP2DS) 2020-2024 di Jakarta, Selasa (3/9/2019).
“Bagaimana peran produktivitas ini turut mengawal percepatan. Isunya bukan lagi 2045, dengan produktivitas ini, bagaimana capaiannya bisa lebih cepat,” kata Fachrurozi.
Dijelaskan, konsep dasar produktivitas adalah sikap mental untuk selalu mengejar capain yang lebih baik dari waktu ke waktu. Paradigma tersebut harus digelorakan kepada seluruh lapisan masyarakat. Agar, mentalitas budaya produktif tertanam dengan baik di masyarakat.
“Artinya kalau kita bicara produktvitas kita bicara sikap mental. Sehingga ketika menginginkan hal yang lebih baik, kita harus mulai dulu dari sikap mentalnya,” jelasnya.
Di Indonesia sendiri, komitmen peningkatan produktivitas telah diwujudkan melalui pembentukan Lembaga Produktivitas Nasional (LPN). Lembaga ini telah melahirkan GNP2DS yang bertujuan untuk menggerakkan berbagai elemen masyarakat dalam rangka peningkatan produktivitas dan saing.
“Inilah yang menjadi tugas kita bersama, bagaimana agar produktivitas ini dapat mempercepat capaian Indonesia menjadi negara maju,” ujarnya.
Sekjen Asian Productivity Organization (APO), AKP Muchtan, mengatakan, Indonesia sebenarnya telah memiliki sejumlah langkah untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Salah satunya adalah gerakan GNP2DS.
Namun begitu, LPN harus membuat terobosan baru. Agar gerakan dapat memberikan hasil yang lebih maksimal dalam percepatan peningkatan prosuktivitas dan daya saing.
“Perkembangan produktivitas di Indonesia ini oada intinya sudah berjalan, tapi pertanyaannya apakah ini sudah cukup mengatasi tantangan? Apakah kemudian ini mengoptimalkan potensi-potensi kita? Kalo saya lihat masih banyak yang bisa diperbaiki dan diakselerasi,” jelas Muchtan.
Selain itu, peningkatan produktivitas di Indonesia, sebut Muchtan, masih berjalan sektoral dan unitoral. Oleh karenanya, LPN harus mampu mengoordinir dan memusatkan GNP2DS agar bejalan seiring dan saling menguatkan.
“Jadi perjalanan kita sudah take off, tetapi kita harus lebih ambisius, kita harus lebih klarifikasi, apa sumbangan produktivitas sehingga kita menjadi jelas sentralitas produktivitas dalam rangka memenuhi Nawa Cita dan kemudian peningkatan SDM Indonesia,” ujarnya.(rls/sir)