Balad Budianto Tuding Cellica Bohongi Kader Partai Demokrat

  • Whatsapp
spiritnews.co.id
Ketua Balad Budianto, Asep Jaka Arif

Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Bupati Karawang, yang juga sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Karawang, Cellica Nurrachadiana, dinilai telah membohongi kadernya sendiri.

Penilaian ini muncul dari Balad Budianto Cilamaya, Kabupaten Karawang. Kader Partai Demokrat ini kecewa terhadap Cellica Nurrachadiana terkait dengan ditetapkan Pendi Anwar menjadi Ketua DPRD Karawang berdasarkan SK DPP Demokrt Nomor : 232/SK/DPP.PD/VIII/2019.

Bacaan Lainnya

“Loba janji-janji na wungkul, cenah mun suara diatas 14 ribu janji rek dijadikeun ketua (Budianto) ku Cellica, nyatana bohong (kebanyakan janji, katanya kalau suara di atas 14 ribu janji akan dijadikan ketua oleh Cellica, kenyataannya bohong belaka),” kata Ketua Balad Budianto, Asep Jaka Arif, di Karawang, Kamis (5/9/2019).

Dikatakan, Balad Budianto tidak terima dengan keputusan Partai Demokrat yang memilih Pendi Anwar menjadi Ketua DPRD Karawang. Karena berdasarkan Petunjuk Pelaksana Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Nomor : 01/JUKLAK/DPP.PD/VII/2019, tentang persyaratan dan mekanisme pengajuan dan penetapan unsur pimpinan DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota serta pengajuan pimpinan Fraksi Partai Demokrat, dalam ‘persyaratan’ point (e) dijelaskan, bahwa setiap Ketua DPRD dari Partai Demokrat minimal berpendidikav Sarjana Strata S -1.

Kemudian dalam point (d) dijelaskan, jumlah perolehan suara pileg terbanyak akan menjadi pertimbangan untuk direkomendasikan menjadi Ketua DPRD.

“Kami tidak terima, suara terbanyak dikalahkaan dengan suara segitu. Terus, pendidikan SMA mengalahkan S1. Padahal dalam aturan sudah jelas bahwa yang menjadi acuan untuk dijadikan ketua diantaranya suara terbanyak dan pendidikan minimal S1,” tegasnya.

Pada Pileg 2019, kata Asep, H. Budianto mendapatkan 17 ribu suara. Sementara Pendi Anwar hanya 7 ribu suara. Sehingga bagi Balad Budianto, keputusan Partai Demokrat yang menunjuk Pendi Anwar tersebut merupakan keputusan yang aneh dan tidak masuk akal.

Terlebih saat pileg, Ketua DPC Demokrat Karawang Cellica Nurrachadiana berjanji akan memegang teguh aturan.

“Masa suara 7 ribu mengalahkan suara 17 ribu. Suara terbanyak nyatanya di PHP (Pemberi Harapan Palsu). Jadi aturan macam apa kalau kayak begitu, dibuat hanya untuk dilanggar. Lemah kalau begitu partai,” ungkapnya.(sir)

Pos terkait