Thailand, spiritnews.co.id – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah memimpin Delegasi Republik Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri dan Gubernur (CMGF) dalam Kerjasama Segitiga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Malaysia Thailand (IMT-GT) ke-16, di Krabi, Thailand.
Nova Iriansyah menyampaikan kemajuan yang telah dilaksanakan dalam koridor kerjasama IMT-GT, serta tantangan-tantangan yang dihadapi.
Beberapa paparannya di antaranya adalah turunnya harga komoditas kelapa sawit dan karet yang merupakan dua komoditas utama dalam subkawasan negara anggota, pengembangan pusat produk halal bersama dan peningkatan konektivitas antar kawasan.
Dikatakan, dalam menghadapi tantangan yang dimaksud, pemerintah daerah yang merupakan anggota dari IMT-GT harus meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan pemerintah pusat, sektor swasta, universitas, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Saya optimis bahwa dengan upaya bersama, IMT-GT memiliki potensi besar untuk menjadi tujuan investasi utama. Kita juga perlu meningkatkan kegiatan pada koridor-koridor ekonomi yang telah dibentuk, seperti contoh koridor ekonomi Ranong-Phuket-Aceh yang mempunyai banyak potensi di segi industri pariwisata, industri dan perdagangan,” ujar Nova.
Nova dan rombongan juga turut disampaikan melihat potensi kerja sama antara negara dan provinsi sangat besar dalam meningkatkan kerja sama dalam pengembangan pertanian, pariwisata, perdagangan dan investasi, pembangunan infrastruktur serta pengembangan sumber daya manusia.
Dalam hal pengembangan konektivitas menuju sebuah sub wilayah yang lebih terhubung, sebagai ketua delegasi, Nova mengaku cukup puas dengan kemajuan konektivitas udara di beberapa kota di Sumatera, seperti Banda Aceh, Medan, Padang, Pakanbaru, Palembang, dan beberapa lainnya telah terhubung dengan beberapa kota IMT-GT.
“Saya berharap dukungan dari Malaysia dan Thailand akan meningkatkan lagi pengembangan konektivitas udara internasional di masa depan, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan ekonomi regional di bidang pariwisata, perdagangan, serta mengurangi biaya logistik dan mempertahankan pembangunan ekonomi di Sub-Wilayah IMT-GT,” kata Nova.
Usulkan Program Magang Petani dan IMT-GT Plus
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Aulia Sofyan, mengatakan, salah satu pembincangan penting dalam forum ini termasuk inisiasi baru yang disampaikan oleh Pemerintah Aceh, yaitu program magang petani Aceh di Songkhla, Thailand serta inisiatif pembentukan Kerjasama IMT-GT Plus yang melibatkan Kepulauan Andaman dan Nicobar, India.
Menurut Aulia, Pemerintah Aceh bersama Kadin Aceh mengajukan proposal kerjasama untuk pelatihan magang petani asal Aceh ke negara bagian Songkhla, Thailand, mengingat beberapa keunggulan di bidang pertanian yang ada di Thailand.
“Prestasi Thailand dalam teknologi pertanian di Thailand harus dapat dimanfaatkan oleh Aceh dalam upaya mewujudkan petani yang unggul, modern dan terampil. Hal ini akan menjadi prioritas mengingat sumber pendapatan utama masyarakat Aceh adalah dari sektor pertanian,” kata Aulia.
Ketua Kadin Aceh, Makmur Budiman, yang merupakan anggota Joint Business Council (JBC) IMT-GT menyambut baik inisiatif yang disampaikan oleh Pemerintah Aceh. Dari sektor swasta, Makmur menyatakan siap untuk mendukung program peningkatan kapasitas petani tersebut.
Staf Khusus Gubernur, Iskandar, yang juga Koordinator Kerja sama Aceh – Andaman Nicobar menjelaskan Pemerintah Aceh turut mengusulkan pembentukan inisiatif IMT-GT Plus yang melibatkan Kepulauan Andaman – Nicobar ke dalam koridor ekonomi yang sudah ada.
“Kami melihat potensi kerjasama dengan India di Kepualauan Andaman dan Nicobar dapat memperluas jaringan IMT-GT serta kerjasama di bidang-bidang tertentu seperti pariwisata, peluang perdagangan dan investasi serta pertukaran budaya dan pendidikan,” kata Iskandar.
Menurut Iskandar, langkah ini merupakan tahap awal dalam mengembangkan kerangka kerja sama formal antara India dan IMT-GT. Dirinya berharap kemitraan yang erat dengan India, pengembangan konektivitas maritim khususnya jalur pelayaran Sabang-Phuket-Langkawi-Port Blair dapat ditingkatkan.
“Rencana kita ke depan akan dilakukan feasibility study (FS) dengan kerja sama dari Kementerian Luar Negeri RI tentang potensi pengembangan konektivitas udara dengan rute Kuala Lumpur – Banda Aceh – Port Blair,” kata Iskandar.(rls/sir)