Santri Jawa Barat Tolak Film The Santri, Uu : Ganti Aja Jadi Film The OSIS

  • Whatsapp
spiritnews.co.id

Kabupaten Bandung Barat, spiritnews.co.id – Film The Santri yang dirilis trailer menuai kontroversi, khususnya santri di Jawa Barat, karena film tersebut tidak mengandung santri yang sebenarnya dan tidak layak untuk dipertontonkan.

Panglima Santri Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum, film The Santri menjadi trending topic di masyarakat karena menimbulkan pro kontra, kendati film ini baru akan diluncurkan pada bulan Oktober yang bertepatan dengan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober.

“Saya sebagai panglima santri Jawa Barat dan juga Komunitas Pesantren Salafiah merasa keberatan dengan adanya sosok santri yang digambarkan seperti dalam film The Santri tersebut, karena kami beranggapan film itu tidak mencontohkan atau tidak merefresentasikan sebagai santri yang benar-benar santri,” kata Uu, yang juga Wakil Gubernur Jawa Barat ini, saat ditemui spiritnews.co.id, di rumah dinasnya di Bandung, Selasa (17/9/2019).

“Kultur film itu tidak ada. Contoh, pertama, berjalan ke mesjid bersamaan antara perempuan dan laki-laki, kan ga ada di pesantren manapun seperti itu. Kedua, laki-laki dan perempuan pacaran berdua, ketiga, (mohon maaf) kok santri masuk gereja ? Kalaupun mau toleran, bukan berarti harus masuk ke gereja, kalaupun mau berbagi ya di luar saja,” tambahnya.

Dengan kondisi ini, kata Uu, pihaknya menolak film itu untuk ditayangkan. Kalaupun harus tetap ditayangkan, jangan pakai label santri. Sebaiknya dirubah menjadi film anak sekolah.

“Kalau anak sekolah kan bebas. Sebangku perempuan dan laki-laki kan sudah biasa. di film The Santri ini tidak ada nilai-nilai santri. Kalau bisa namnya jangan The Santri, ganti aja menjadi The Osis,” tegasnya.

Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Jawa Barat, KH. Yeyen Munawar, mengaku sependapat dengan Wakil Gubernur Jawa Barat. Menurutnya film itu tidak perlu ditayangkan, karena tidak memiliki nilai-nilai santri.

“Film itu tidak menceritakan santri yang sebenarnya. Seharusnya film itu tidak menonjolkan nilai tolerannya, sedangkan nilai agamanya jadi hilang,” kata Munawar.(sir)

Pos terkait