Kota Banda Aceh, spiritnews.co.id – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengajak semua elemen masyarakat untuk mendukung dan melestarikan Tarian Saman serta menjadikannya sebagai karya budaya bangsa yang bernilai seni.
“Khususnya (pelestarian saman) untuk industri kreatif dan kepariwisataan, tentunya untuk mewujudkan Aceh Hebat,” kata Nova melalui pesan video yang ditampilkan saat pembukaan seminar nasional Budaya Saman, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Senin, (23/9/2019) malam.
Ia mengaku menyambut baik event yang digelar oleh Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh itu. Sebab, kegiatan tersebut sangat mendukung upaya pelestarian budaya bangsa.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh sendiri telah melakukan sejumlah kegiatan dalam rangka melestarikan tari saman.
Diantaranya, pada tahun 2014 menggelar festival tari saman tingkat sekolah di Aceh. Kemudian pada tahun 2015, menggelar 10.000 penari saman di Gayo Lues. Tarian tersebut telah memecahkan rekor MURI Indonesia.
“Selanjutnya, sejak tahun 2016 tari saman telah menjadi tampilan penting pada acara resmi pemerintah Aceh. Selain itu, tari saman juga menjadi event penting pada Gayo Alas Mountain Internasional Festival tahun 2018,” kata Jamaluddin.
Staf Ahli Mendikbud Republik Indonesia Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta, mengatakan, seminar nasional budaya saman itu merupakan program platform Indonesiana untuk mendukung kemajuan kebudayaan serta menggerakkan masyarakat melestarikan dan memanfaatkan budaya sebagai ruh pembangunan.
“Nilai kemanusiaan itu ada di dalam budaya, karena itu budaya adalah ekspresi untuk memanusiakan manusia,” kata Ananto.
Tari Saman, kata Ananto, kini bukan hanya milik budaya Aceh ataupun Indonesia saja. Namun, telah menjadi milik warisan budaya dunia berdasarkan pengakuan dari UNESCO.
“Ini menandakan nilai yang dikandung dalam tarian saman menjadi pencerah dunia,” ujar Ananto.
Menurutnya, tari saman memiliki kandungan pesan religi yang sangat dahsyat. Selain itu, lanjut dia, saman juga sangatlah eksotik. Di mana dalam setiap gerakannya terdapat perpaduan suara dan paduan musik yang lahir dari tepukan gerakannya.
“Tidak ada di dunia ini sebuah tarian dan juga menyanyi yang semuanya berasal dari tubuhnya sendiri, saya setuju hanya ada di tari saman,” tutur Ananto.
Kemudian, lanjutnya, tari saman juga memiliki nilai heroik. Di mana ada semangat perjuangan di dalamnya, sehingga dalam sejarah tari saman pernah dilarang oleh penjajah Belanda.
“Saya rasa seminar ini adalah tempat kita memberikan kontribusi tentang peta jalannya saman ke depan dan saman seperti apa yang akan kita lihat 30 tahun ke depan sebagai pencerah masyarakat dunia,” ujar Ananto.
Kepala BPNB Aceh, Irini Wanti, mengatakan seminar nasioanl budaya saman tersebut bertujuan sebagai upaya pelestarian budaya tari saman. Kegiatan itu, kata dia, juga diharapkan dapat melahirkan sejumlah kebijakan baru tentang pengelolaan pelestarian tari saman di masa depan.
Selain itu, lanjut Wanti, seminar itu juga bertujuan untuk menerima masukan demi mewujudkan dan mengemas saman menjadi seni pertunjukan yang mendunia.
“Kita juga mendorong saman menjadi industri kreatif di Indonesia,” tuturnya.(mah)