Kabupaten Bandung Barat, spiritnews.co.id – Meski hanya mendapat penghasilan Rp 50.000 per bulan, tak menyurutkan semangat para guru PAUD untuk mencurahkan ilmu, tenaga dan waktu bagi anak-anak usia dini.
Apa yang diterima mereka jauh di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK) Bandung Barat tahun 2019 sebesar Rp 2.898.744,63.
Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kabupaten Bandung Barat, Siti Nurul Aini, membenarkan masih adanya guru PAUD di pelosok yang menerima “gaji” Rp 50.000 per bulan.
“Hasil pendataan tahun 2018, jumlah guru PAUD di Kabupaten Bandung Barat sekitar 2.200 orang. Banyak guru PAUD yang mengajar di pelosok. Jarak antara rumah tinggalnya dengan lokasi PAUD cukup jauh, tapi hebatnya mereka tetap semangat mengajar meski dengan segala keterbatasan,” kata Siti di sela “Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Guru PAUD” di Jalan Pasirhalang, RT 002/004, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat, Rabu (25/9/2019).
Dikatakan, dari sekitar 2.200 guru PAUD hanya sekitar 900 orang yang mendapat insentif dari Pemkab Bandung Barat. Nilai insentif dari profesi yang disebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa ini sebesar Rp 1,5 juta per tahun.
Sekarang, ada beberapa desa yang memberikan perhatian kepada guru PAUD. Menyisihkan dana desa (DD) dan alokasi dana desa (ADD) untuk insentif tenaga pendidik anak usia dini tersebut.
“Memang pada dasarnya guru PAUD itu tidak ada gaji, lebih bersifat sosial. Sampai muncul anekdot gaji “sejuta” alias sabar jujur dan tawakal. Beda dengan guru lainnya, ada gaji, mendapat tunjangan sampai sertifikasi. Dan kami tidak iri dengan semua itu, karena transfer ilmu yang kami berikan kepada anak-anak usia dini murni bersifat sosial,” paparnya.
Di Kabupaten Bandung Barat terdapat 900 lembaga PAUD. Ada yang berbetuk yayasan dan di bawah PKK.
Hasil pendataan tahun 2018 terdapat sekitar 20.000 siswa. Sementara data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bandung Barat terdapat sekitar 165.000 anak usia dini.
“Sebagian tersebar di sekolah taman kanak-kanak dan Raudhatul Athfa. Tidak bisa kita pungkuri, belum banyak orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan usia dini,” ujarnya.(gus)