Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Dibalik kemeriahan Gebyar PATEN di Kecamatan Pangkalan, pada Rabu (10/9/2019), ada kesedihan dan kekecewaan.
Pasalnya, seorang warga yang menderita penyakit kanker payudara yang dibawa ke lokasi PATEN oleh camat setempat ternyata dicueki oleh Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana.
Warga yang dicueki oleh Cellica itu adalah, Sopiah, warga Kampung Cilaksana, Desa Cintalaksana, Kecamatan Pangkalan. Awalnya direncanakan akan ditemui Bupati Cellica disela-sela kegiatan Gebyar PATEN.
Saat itu, Sopiah dijanjikan akan ditengok atau ditemui langsung oleh Bupati Cellica. Bahkan, Sopiah dijanjikan akan diberikan biaya akomodasi untuk berobat di rumah sakit Jakarta. Namun sampai kegiatan Gebyar PATEN berakhir, ternyata Sopiah tidak ditengok Bupati Cellica.
“Gak tahu alasannya kenapa sampai gak jadi ditengok bupati. Yang pasti Ibu Sopiah disuruh camat setempat menunggu di klinik. Tapi sampai PATEN selesai malah gak ditengok, kan kasian ya,” kata salah seorang narasumber yang meminta identitasnya dirahasiakan, Rabu (10/9/2019).
Menurutnya, kekecewaan juga bukan hanya dialami oleh Sopiah. Karena beberapa kiyai dan ulama setempat yang hadir di Gebyar PATEN juga tidak ditemui oleh Bupati Cellica.
“Para ulama nunggu Ibu Bupati dari jam 9 pagi. Tapi gak ditemui Ibu Bupati sama sekali. Begitu acara Paten selesai, ibu bupati langsung pulang. Katanya para ulama kecewa,” tegasnya.
Sementara itu, dalam Gebyar PATEN di Kecamatan Tegalwaru ini, Bupati Cellica mengapresiasi kinerja aparatur Desa Jatilaksana dan para relawan dengan membangun sumur timba bagi warga, agar memenuhi kebutuhan air bersih di Desa Jatilaksana, Kecamatan Pangkalan.
Bupati Cellica mengunjungi langsung sumur buatan itu, usai menghadiri kegiatan PATEN di halaman kantor kecamatan setempat.
Kehadiran Bupati di Kecamatan Pangkalan bukan hanya untuk memastikan semua pelayanan administrasi berlangsung dengan lancar dan baik. Namun juga mengkroscek kondisi Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru yang mengalami kekeringan parah dampak dari kemarau panjang.
Sumur air bersih yang berada di tengah ladang pesawahan itu sangat membantu warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.
“Ini patut kita apresiasi. Terima kasih semuanya sudah membantu masyarakat agar tidak kesulitan air bersih,” kata Cellica.
Biaya pembuatan sumur pun relatif terjangkau. Yakni menghabiskan Rp 350 juta untuk 10 titik sumur. Cellica juga menginstruksikan para Camat untuk mengidentifikasi berapa kebutuhan sumur untuk membantu warga menghadapi kekeringan.
“Partisipasi masyarakat juga sangat baik. Dan relawan serta aparatur desa juga berperan aktif mencarikan solusi. Mereka mencari sumber air dari tanah. Dan ternyata berhasil dengan adanya sumur ini,” katanya.
Dalam kunjungannya ke Kecamatan Pangkalan, Cellica tak hanya hadir di acara Paten dan mengunjungi lokasi pembuatan sumur saja. Namun juga memastikan distribusi air bersih dari pemerintah daerah ke masyarakat Pangkalan serta Tegalwaru tersampaikan dengan baik.
“Kita setiap harinya kirim tanki air. Tentunya sangat membantu masyarakat. Kita tahu, masyarakat di daerah ini sangat membutuhkan suplai air bersih. Alhamdulillah semua juga membantu. Kapolres, Dandim dan pihak lain juga ikut bantu,” ungkapnya.(sir)