Kabupaten Sintang, spiritnews.co.id – Persekutuan Pelayanan Hamba Tuhan Garis Depan (PHTGD) Kabupaten Sintang menggelar seminar kebangsaan untuk meningkatkan iman dan kepercayaan umat kristiani, di Balai Pegodai Rumah Dinas Jabatan Wakil Bupati Sintang, Jumat (18/10/2019).
Ketua Panitia Seminar Kebangsaan PHTGD, Pdt. Mingli Tewal, mengatakan, semina keagamaan dan KKR ini untuk menumbuhkan iman umat kristiani yang ada di Kabupaten Sintang.
“Ini bukti kebersamaan kita dalam wadah PPHTGD Kabupaten Sintang. Sebagai lembaga yang mewadahi interdenominasi gereja yang ada di Kabupaten Sintang. Harapan kita untuk meningkatkan iman dan kepercayaan bagi umat Kristiani agar memiliki hidup hanya berpusat kepada Kristus (Kristosentris),” kata Mingli.
Ketua Lembaga PPHTGD, Pdt. Petrus Sudianus, mengatakan, sasaran event rohani ini agar semua gereja Tuhan tetap bersatu secara iman untuk menggaungkan kebenaran Injil, dan dalam praktek kehidupan sehari-hari hidup tidak terlepas dari Sang Pencipta Allah yang disembah dalam Yesus Kristus, memiliki hidup penuh cinta kasih dengan Tuhan dan sesama.
“Sebagai salah satu Lembaga Keagamaan Berbadan hukum, tentu memiliki mandat pelayanan dalam hubungan dengan pemerintah, untuk menyuarakan pesan kerukunan, kemajemukan dalam Bingkai NKRI sebagaimana tema yang kita usung,” kata Petrus.
Anggota DPR RI dan juga sebagai nara sumber, Lasarus, S.Sos, M.Si, menyampaikan materi tentang pandangan sebagai warga negara dengan berpedoman pada Pancasila.
“Kita perlu menjaga keutuhan secara bersama, sebab riak-riak ancaman disintegrasi bangsa kian terasa bersamaan dengan geliat medsos, berita hoax mencuat kepermukaan, kita tahu teknologi informasi memang sangat efektif dan baik jika digunakan dengan baik, bermanfaat namun sebaliknya, bisa merusak nilai-nilai luhur kita, rasa kebersamaan, persatuan bangsa Indonesia jika digunakan dengan liar menyebar berita bohong, hoax dan lain-lain,” kata Lasarus.
Lasarus berharap agar umat Kristiani lebih selektif menyaring informasi-informasi, agar harus telusuri dengan jeli kontek-konten yang bersifat negatif, provokatif.
Kepala Bapenda Kabupaten Sintang, Abdul Syufriadi, menyampaikan materi tentang kemajemukan masyarkat dalam bingkai NKRI.
“Pentingnya memelihara kemajemukan bangsa dalam bingkai NKRI, kemajemukan yang dimaksud yaitu majemuk dalam hal etnis, kultur, asal usul keturunan, bahasa, agama, kebiasaan, ide dan pendapat,” kata Abdul.
Diakuinya, kemajemukan dapat menjadikan negara kuat bersatu apabila dikelola dengan bijak, dan juga dapat memicu konflik sosial jika nilai toleransi dilanggar.
“Ancamaan disintegrasi bisa terlihat dari munculnya gerakan saparatis, konflik sosial, melemahnya kesetia kawanan sosial, muncul abuse of power ego sentoral, globalisasi di era teknologi digital, karena itu kita memanfatkan teknologi dengan tepat guna, tepat sasaran, dengan harapan memberikan sumbangsih konsruktif dalam segala bidang,” jelasnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Jaffray Edwar, SE, M.Si, menyajikan topiks “Degradasi nilai-nilai pancasila dalam era teknologi yang berdasarkan pancasila”.
“Secara historis bangsa lndonesia adalah NKRI yang dibangun berdasarkan kesepakatan oleh pendiri bangsa, tertanggal 1 juni 1945, dalam Pancasila memuat bermusyawarah dan bermufakat, menata keadilan sosial,” kata Jaffray.
Anggota Polres Sintang, Kompol Tolop Saragih, mengatakan, giat teroris dapat mengancam keutuhan bangsa, mengganggu stabilitas nasional, Negara yang majemuk di era reformasi seperti sekarang berpotensi ditunggangi oleh oknum teror.
“Patut kita mendeteksi sejak dini geliat teroris yaitu mengklaim kebenaran tunggal, mengutamakan ibadah secara penampilan, menggunakan cara-cara kekerasan, perkataan di atas mengutif pendapatnya Yusuf Qordawi,” kata Tolop.
Ia menegaskan, masyarakat harus berperan menangkal radikalisme dengan menanamkan jiwa nasionalisme, menjalankan aktifitas keagamaan dengan toleran, kuratif, memberikan pemahaman, pemulihan, tentang ajaran agama yang benar.
“Intinya untuk menekan faham radikal, kita mesti bertumpu pada Pancasila,” ungkapnya.(gaol)