Kabupaten Bandung Barat, spiritnews.co.id – Meski hujan sudah mulai mengguyur wilayah Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat namun sumur dan mata air masih kekeringan.
Bahkan warga Desa Cilame pun sudah hampir sebulan mengalami krisis air bersih. Satu-satunya sumber air warga desa hanya dari PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Barat. Itu pun air hanya mengalir rata-rata seminggu sekali.
“Warga desa sering krisis air. Ya, kalau tidak ada air kami terpaksa ke kamar mandi di masjid terdekat yang berjarak sekitar 500 meter,” kata Asep Herman, warga Kampung Cibatu kepada spritiritnews.co.id, Selasa (29/10/2019).
Selain ke masjid, sejumlah warga terpaksa mencari sumber mata air dengan menempuh jarak 500 meter dari rumah.
Krisis air bersih juga dirasakan warga Desa Cilame. Lebih dari seribu kepala keluarga yang terdampak kekeringan.
Ia mengungkapkan, di RW 11 warga yang mengalami krisis air bersih sebanyak 518 KK, RW 12 sebanyak 354 KK. RW 13 sebanyak 200 KK, RW 15 sebanyak 150 KK dan RW 17 sebanyak 450 KK.
“Dampak paling terasa dalam satu bulan terakhir, contohnya saja pengajian rutin Majelis Taklim Muslimah Desa Cilame yang biasa ramai oleh ibu-ibu. Tapi pengajian kemarin berkurang, saya tanya kepada mereka. Katanya enggak datang karena kesulitan air,” tuturnya.
Salah seorang warga, Ermanto mengakui hampir sebulan air sumur mengering. Untuk kebutuhan buat mandi dan mencuci terpaksa meminta air ke tetangga.
“Sehari butuh delapan galon air buat mandi, cuci piring dan baju. Itu hanya cukup buat dua hari. Kalau saya mandi pagi dan sore di masjid dekat rumah,” kata Ermanto.
Adanya krisis air di wilayah Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah ini memacu BPBD Kabupaten Bandung Barat menyalurkan air bersih satu tangki berisi 500 liter hari ini kepada warga Kampung Simpati, RW 005 Desa Cilame.(gus)