Kabupaten Sintang, spiritnews.co.id – Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang meluncurkan Rencana Aksi Daerah – Sintang Lestari (RAD-SL) 2019-2021 yang difasilitasi oleh Conservation Strategy Fund (CSF) – Indonesia.
Bupati Sintang, Jarot Winarno, mengatakan, sejak tahun 2018, Pemkab Sintang menginisiasi dan membangun kerjasama dengan berbagai pihak termasuk Consevation Strategic Fund (CSF)/Yayasan Strategi Konservasi Indonesia guna merealisasikan prinsip-prinsip pembangunan daerah yang berkelanjutan (lestari).
“Inisiasi dan kerjasama ini menjadi dukungan tersendiri dalam komitmen pembangunan dalam kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) di Kabupaten Sintang. Inisiasi dan kerjasama tersebut kemudian dituangkan dalam suatu forum dan wadah Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL),” kata Jarot kepada spiritnews.co.id, di kantornya, Selasa (5/11/2019).
“Di dalam RAD tersebut dimuat narasi Visi Sintang Lestari 2030, indikator kunci Sintang Lestari, peta jalan menuju Sintang Lestari, dan kebijakan-kebijakan kunci perubahan dan program prioritas menuju Sintang Lestari,” jelasnya.
Visi Sintang Lestari 2030 adalah “Terwujudnya Masyarakat Sintang yang Sejahtera, Inovatif, Relijius, Harmonis dan Bermartabat, didukung oleh Lingkungan, Sumber Daya Alam yang Lestari, Stabilitas Keamanan dan Infrastruktur yang Merata dan Memadai”.
“Sintang Lestari merupakan upaya menyeimbangkan pilar-pilar pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, dan pemeliharaan ekosistem sebagai penunjang kehidupan. Perbaikan tata-kelola (Pilar 4 dalam kerangka TPB Indonesia) yang terkait erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi prasyarat kunci dalam memastikan tercapainya keseimbangan ketiga pilar yang lain,” katanya.
Beberapa hal yang menjadi tantangan Kabupaten Sintang saat ini dalam mewujudkan Pembangunan Sintang Lestari adalah bahwa perekonomian Sintang masih di dominasi sektor-sektor berbasis lahan dan sumber daya alam. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan menjadi sektor utama dalam dominasi ini.
Selain sebagai penyumbang terbesar di PDRB Sintang, paling banyak menyerap tenaga kerja, baik di sektor formal maupun informal. Namun trend pertumbuhan sektor utama ini terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Kekhawatiran yang muncul, penurunan ini patut diduga akibat semakin bekurangnya luas dan produktivitas sektor utama ini.
“CSF-Indonesia akan melanjutkan perannya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan Kabupaten Sintang dan mengawalRAD-SL menuju implementasi SDGs. Dengan kemitraan ini, CSF-Indonesia akan terus mendorong dan mendampingi pemerintah Kabupaten Sintang untuk menghasilkan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan, dan sejalan dengan SDGs yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia,” ujarnya.
Beberapa program kerja CSF Indonesia untuk dua tahun kedepan adalah memfasilitasi pemerintah Kabupaten Sintang dalam menyusun dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang bersinergi antara RPJMD dan RTRW, membantu proses penyusunan dokumen teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2022-2027, dan Rencana Tata Ruang & Wilayah (RTRW) 2022-2030.(gaol)