Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Pada peringatan Hari Guru, 25 November 2019 lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengatakan, bahwa ”guru memiliki tugas termulia namun juga yang tersulit”.
Untuk menterjemahkan pernyataan menteri tersebut, Forum Dosen, Guru dan Masyarakat (FORDORUM) terpanggil untuk selalu ingin berpatisipasi aktif dalam setiap event up to date yang ada di Indonesia.
Ketua FORDORUM, Sri Watini, mengataka, kalimat pernyataan Menteri Nadiem itu adalah kalimat yang ringan diucapkan tetapi sangat sulit dilaksanakan.
“Ada dua kata yang harus dicerna dan dimaknai dengan cerdas, bijaksana dan bermakna. Kata ‘mulia’ adalah sebuah tuntutan bagi seorang guru, khususnya guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),” kata Sri dalam rilis yang diterima redaksi spiritnews.co.id, Minggu (8/12/2019).
Dikatakan, kemuliaan tidak bisa diukur dari performance yang nampak dalam perilaku yang dilakukan atau bukan kewibawaan yang muncul karena adanya tekanan dan rasa takut, namun kemuliaan seorang guru adalah pada rasa kasih sayang seorang guru yang mengayomi, membimbing, mengarahkan serta memberikan keteladan yang patut dicontoh oleh para siswa atau anak didikmya. Kemuliaan tidak bisa terbentuk dari kewibawaan yang dibuat-buat seperti dari gerakan tubuh, langkah tegap dalam berjalan, suara ataupun nada bicara yang membuat anak takut.
Namun kewibaan adalah bagaimana anak didik menghargai dan menghormati guru tanpa syarat dan terjadi secara natural dan alamiah. Itulah kemuliaan karakter yang harus ada dalam jiwa-jiwa seorang guru yang hebat.
“Namun guru hebat tentunya tidak hanya memiliki karakter yang baik, tetapi juga didukung dengan kemampuan atau kompetensi yang baik pula. Kompetensi milenial seorang guru khususnya guru PAUD bukanlah kompetensi yang mudah. Di era ini, guru PAUD dituntut memiliki kemampuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), kreatif inovatif, serta kemampuan literasi, kebahasaan dalam mendukung dan membangun jaringan serta memaknai setiap event yang terjadi secara aktual,” katanya.
Untuk itulah maka kompetensi-kompetensi ini benar-benar dimiliki dan dikuasai oleh seorang seorang guru saat ini. Kemampuan TIK menjadi syarat wajib yang harus dimiliki oleh seorang guru PAUD. Namun hasil survey dari guru-guru PAUD yang ada hampIr 85 % dari 100 orang guru PAUD belum memiliki kemampuan TIK yang baik.
“Ini adalah fakta yang ironis di mana Guru PAUD dituntut untuk professional, unggul, berkarakter, dan kompetitif namun kemampuan atau kompetensi belum mendukung,” jelasnya.
Atas dasar itu, FORDORUM menggelar Pelatihan Kompetensi TIK bagi Guru PAUD, pada Sabtu-Minggu, (07-08/12/2019) di Auditorium PT Erlangga Bekasi yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Humanindo Tech Indonesia, PT Erlangga Bekasi , STIE Pertiwi, Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Bekasi Raya.
“Pelatihan ini bertujuan membantu pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) guru yang unggul dan professional. Pelatihan yang dimulai dari kebijakan pemerintah terkait dengan pentingnya kemampuan TIK dimiliki oleh seorang guru PAUD sampai pada implementasi pembuatan video pembelajaran berupa pemuatan film-film animasi untuk anak usia dini,” kata Sri.
Sri Watini yang memiliki kualifikasi Doktor Pendidikan Anak Usia Dini yang linier S1, S2 dan S3 PAUD ini, mengatakan, guru PAUD harus hebat karena seorang presiden belajar dari PAUD, manajer belajar dari PAUD, dokter belajar dari PAUD serta posisi-posisi penting semua berawal belajar dari PAUD dan diasuh oleh guru PAUD.
“PAUD bukanlah pendidikan yang bisa dianggap remeh karena akan membangun bangsa dan negara ini berkualitas atau tidak. Namun, saya sangat prihatin karena guru PAUD kurang ada penghargaan. Hal ini mungkin karena selama ini guru PAUD dianggap memang belum kompeten sehingga penghargaan rendah,” tegasnya.
“Indikatornya guru PAUD bukan lulusan PAUD, lulusan SMA sederajat bahkan lulusan SMP. Menurutnya, siapapun dengan lulusan apapun realitanya boleh mengajar PAUD. Guru PAUD masih banyak yang belum mampu mengembangkan sistem pembelajaran di PAUD. Guru PAUD belum banyak yang memiliki kemampuan bahasa yang baik apalagi Bahasa Inggris, dan guru PAUD belum menguasai TIK dalam rangka mendukung tugas profesinya sebagai seorang guru,” tambahnya.
Untuk itu, kata Sri, guru PAUD harus hebat, sukses, profesional. Menguasai ilmu PAUD dengan sungguh-sungguh, merupakan kunci mengusai kehidupan. Karena dunia PAUD adalah pondasi sebuah kehidupan.
“Memahami anak PAUD dengan baik, maka akan memahami kehidupan manusia. Maka kompetensi apapun yang mendukung tugasnya sebagai guru PAUD harus dikuasai, dengan menguasai kemampuan TIK sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki di era digital saat ini,” ungkapnya.
Dalam pelatihan ini, FORDORUM menghadirkan narasumber yang kompeten, yaitu, dari Pustekom Kemendikbud Karnadi dan Sigit, serta Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Marwah Zaitun.(rls/sir)