Harga Crude Palm Oil Kembali Merosot

  • Whatsapp
spiritnews.co.id
Pengamat Ekonomi, Gunawan Benyamin

Kota Medan, spiritnews.co.id – Harga Crude Palm Oil (CPO) menurun menjadi 2.900 ringgit per ton. Sebelumnya harganya berada di atas 3.000 ringgit per ton.

Bahkan saat terjadi serangan Iran ke sejumlah basis Amerika Serikat di Iraq, harga komoditas andalan ekspor ini sempat mencapai di atas 3100 ringgit per ton.

Bacaan Lainnya

“Akan tetapi saat ini harga CPO kembali menurun dan ter koreksi di kisaran 2900 ringgit per ton untuk pengiriman bulan Februari mendatang,” kata Pengamat Ekonomi, Gunawan Benyamin kepada spiritnews.co.id, Sabtu (18/1/2020).

Sentimen penurunan harga CPO tidak terlepas dari penurunan harga minyak mentah dunia. Sebelumnya saat terjadi masalah antara AS- Iran, harga minyak dunia jenis WTI sempat berada di atas $63 per barel. Bahkan menyentuh $65 per barel. Pafahal harga CPO sempat bertengger di kisaran 3100-an ringgit per ton.

Namun sekarang harga minyak mentah dunia kembali turun menjadi $58 per barel. Seiring dengan meredanya masalah AS-Iran. Akibatnya terjadi penurunan pada harga komoditas dunia lainnya termasuk CPO.

“Sementara itu, kisruh antara India dan Malaysia yang berujung pada aksi balasan India yang memboikot sawit Malaysia, akan menguntungkan Indonesia,” ujarnya.

Dia menyebutkan meskipun sulit untuk mengharapkan harga CPO kembali naik di atas 3.100 ringgit jika hanya mengandalkan sentimen perang dagang Malaysia-India.

“Isu ini sudah lama bergulir, dan sebelumnya sempat mendongkrak harga CPO hingga ke level 2.600 ringgit per ton, dari sebelumnya 2.300 ringgit per tonnya.Saya bisa menyimpulkan, isu ini tidak akan mendobrak kenaikan harga CPO sekarang,” ujar Benyamin.

Turunnys harga CPO belakangan ini tidak terlepas dari sikap tidak percaya pelaku pasar terhadap kesepakatan dagang tahap pertama antara AS- Cina, dimana keduanya masih menunjukkan sikap permusuhan. Cina menya takan perang lebih besar terhadap AS setelah kesepakatan tahap I ini ditanda tangani.

AS juga menyatakan akan kembali membicarakan kesepakatan dagang tahap II dengan Cina, dimana AS tidak akan menurunkan tarif ke Cina setidaknya hingga November (Pemilihan) mendatang.

Sikap ini menunjukkan masih adanya permusuhan, plus masalah geopolitik yang bisa saja mencuat kapan pun.Tahun 2020 ini, harga CPO berpeluang naik. Ini bisa jadi harga naik jika konflik kembali mencuat.

“Ketida kpastian itu membuat harga CPOkembali melambung. Sementara musim panen memicu pe nuru nan harga.Tetapi perang dagang India -Malaysia akan mengkompensasinya,” ungkapnya.(mahdi)

Pos terkait