Kota Banda Aceh, spiritnews.co.id – Dinas Sosial Aceh mengajak Pimpinan DPRA dan sejumlah anggota yang berkunjung ke posko, untuk melakukan panggilan video ke mahasiswa Aceh di Wuhan, sebagai bentuk dukungan dan memberi semangat kepada mereka.
“Bersama teman-teman dari DPRA, kita ingin memberikan dukungan moril kepada adik-adik di Wuhan. Kita berharap mereka mengetahui, bahwa semua pihak di Aceh, baik eksekutif maupun legislatif sangat memberikan perhatian serius kepada mereka. Dengan demikian, secara psikologis mereka jadi lebih bersemangat dan tidak drop karena seluruh rakyat Aceh selalu memantau kondisi mereka,” kata Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri, Jumat (31/1/2020).
“Kiban kondisi adik-adik mandum bereh kan semangat kan? (Bagaimana kondisi adik-adik semua, sehat-sehat kan? Tetap semangat kan?),” tambahnya.
“Alhadulillah, sehat mandum pak dan tetap semangat,” (Alhamdulillah, semua sehat dan tetap semangat Pak)” jawab Alfi Rian di ujung telepon.
Selanjutnya, secara bergantian Wakil Ketua DPRA dan para anggota memberikan dukungan dan menyemangati para mahasiswa Aceh yang berada di Wuhan.
Di akhir percakapan, Alfi Rian menyampaikan terima kasih atas perhatian semua pihak di Aceh terhadap kondisi mereka saat ini di Wuhan. “Kami sangat berterima kasih dengan Pemerintah Aceh, DPRA dan seluruh masyarakat Aceh yang telah memberi dukungan dalam berbagai bentuk. Hal ini sangat membangkitkan semangat kami di sini,” tutup Alfi.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, M Hanif, mengimbau agar masyarakat Aceh tidak panik berlebihan dalam merespon isu coronavirus. Hanif berpesan agar masyarakat terus membiasakan pola hidup bersih dan sehat.
“Corona virus mirip dengan Sars, Mers dan Flu Burung. Namun tingkat keganasannya jauh di bawah Flu Burung. Pada kasus flu burung lebih dari 50 persen orang yang suspect mennggal dunia. Sedangkan coronavirus, saat ini terjadi 6.069 kasus suspect, dan yang meninggal masih di bawah 200 orang. Meski demikian, upaya sosialisasi dan pencegahan coronavirus kita lakukan dengan serius, termasuk mensosialisasikan budaya hidup bersih dan sehat,” ujar Hanif.
Hanif menambahkan, sesuai dengan instruksi Plt Gubernur Aceh, upaya pencegahan agar tidak ada warga Aceh yang suspect coronavirus terus dilakukan. “Selama ini kita rutin berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait, untuk mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan bagi upaya-upaya pencegahan coronavirus di Aceh.”
Untuk upaya pencegahan, sambung Hanif, saat ini di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda sudah dilengkapi alat pendeteksi suhu tubuh. Jika ada penumpang yang bersuhu tubuh 38 derajat celcius, maka alat akan langsung memberi tanda.
“Jika terdeteksi suhu tubuh penumpang di atas 38 derajat, maka akan kita panggil dan mewawancarai penumpang tersebut di ruangan khusus. Namun, hingga hari ini belum ada satupun penumpang pesawat di Bandara SIM yang bersuhu tubuh 38 derajat,” ungkap Hanif
Hanif menambahkan, untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang suspect coronavirus, saat ini hanya bisa dilakukan di Jakarta. “Di Aceh, kita melakukan penanganan sesuai dengan gejala-gejala umum, jika mengarah ke gejala suspect corona, maka akan kita isolasi, ambil sampel lendir tenggorokan dan kirim ke Jakarta untuk penanganan lebih lanjut.”
Hanif menjelaskan, saat ini seluruh rumah sakit di Aceh belum memiliki Alat Pelindung Diri (APD). Pemerintah Aceh sudah memesan alat APD sesuai standar tersebut dan akan tiba hari ini. Untuk upaya antisipasi, RSUZA sudah menyiagakan APD standar operasi pasien HIV/Aids.
“APD penanganan corona sudah kita pesan, hari ini akan tiba sebanyak seratus unit, lengkap mulai dari kepala hingga kaki. Nantinya akan kita siagakan di RSUZA, RS Cut Meutia Aceh Utara dan di bandara, tapi hanya digunakan jika ada yang suspect,” ungkapnya.(mahdi)