Kota Banda Aceh, spiritnews.co.id – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mendukung ide mahasiswa melakukan riset untuk perbaikan pendidikan di Aceh. Hal tersebut disampaikan saat menerima audiensi puluhan mahasiswa lintas organisasi di Pendapa Wakil Gubernur Aceh, Rabu (5/2/2020).
“Kalau ada kemauan (dari mahasiswa untuk melakukan riset) saya mendukung dan bahkan sangat berterima kasih,” kata Nova.
Sebelumnya salah seorang perwakilan mahasiswa yaitu Husnul Jamil, Ketua Pengurus Wilayah Syarikat Mahasiswa Muslimin Indonesia Provinsi Aceh (PW SEMMI Aceh), mengkritisi statistik pendidikan Aceh yang jauh tertinggal dari daerah lain.
“Sistem pendidikan nasional tampaknya membuat kehilangan ruh dan identitas keacehan kita,” kata Husnul.
Ia meminta agar plt gubernur mau memfasilitasi mahasiswa melakukan riset demi perbaikan sistem pendidikan di Aceh.
Spontan Nova mengamini ide Husnul. “Kalau perlu kita formalkan, kita biayai dan kita berikan SK-nya,” kata dia.
Nova sepakat dengan Husnul. Menurut Nova belum ada inovasi besar di bidang pendidikan sehingga mutunya rendah. Namun, lanjutnya, perlahan-lahan perangkingannya mulai naik.
Saat pertama menjabat sebagai wakil gubernur, rangking pendidikan Aceh berada di angka paling dasar dari semua provinsi di Indonesia, kini angka itu telah naik ke peringkat ke 27.
“Kita belum puas (angka perangkingan). Mungkin perlu penambahan lokal konten. Kita bukan nggak setuju dengan kurikulum nasional, tapi masalahnya kurikulum nasional tidak melihat kearifan lokal dan cenderung menyeragamkan dengan semua daerah,” kata Nova.
Penyeragaman sistem kurikulum membuat pendidikan Aceh tertinggal dibandingkan daerah di Jawa yang cenderung sudah lebih maju dan heterogen. “Kalau diseragamkan kalah lah kita dengan kurikulum nasional. Menurut saya lokal konten itu harus 50 persen,” ujar Nova.
Selain meminta mahasiswa melakukan riset untuk perbaikan mutu pendidikan di Aceh, Nova masih meyakini bahwa keberadaan Menteri Pendidikan yang Baru, Nadiem Makarim bakal membawa perubahan bagi pendidikan nasional, khususnya di Aceh.
Selain persoalan pendidikan, para mahasiswa tersebut juga menyampaikan berbagai persoalan lain, di antaranya keberlanjutan pembangunan terowongan Geureute di Aceh Jaya. Terkait hal itu, Nova menyebutkan dirinya bakal memperjuangkan kembali pembangunan terowongan itu dan pembangunannya bisa masuk dalam salah satu proyek strategis nasional.
Pembangunan terowongan Geureute merupakan salah satu ide Nova Iriansyah saat masih menjadi anggota DPR RI. Saat itu atas arahan menteri PUPR, pihak komisi V sudah melakukan FGD di kampus Unsyiah.
Studi awal pun sudah dilakukan, hingga kemudian proyek itu masuk sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional. Namun kemudian tarik-ulur yang terjadi membuat pembangunan terowongan itu urung dibangun.
Padahal jika jadi dibangun, Aceh akan menjadi daerah pertama di Indonesia yang punya terowongan karya anak bangsa. Karena dua terowongan lain yaitu di Bandung dan Sulawesi dibangun oleh Kolonial Belanda.
“Saya terobsesi karena belum pernah negeri ini membangun terowongan paska merdeka. Yang di Bandung dan Sulawesi itu dibangun Belanda,” kata Nova.
Nova menyebutkan dirinya akan mengusahakan kembali agar pembangunan terowongan Geureute dapat dilakukan kembali dan masuk sebagai salah satu proyek strategis nasional.
“Saya sudah sampaikan itu ke presiden. Kita akan ikut prosedurnya,” kata dia.
Para mahasiswa menyampaikan apresiasi atas sambutan Plt Gubernur. Mereka mengaku akan bersinergi dengan pemerintah untuk kemajuan Aceh di masa mendatang.
Para mahasiswa yang beraudiensi dengan Plt Gubernur di antaranya berasal dari oraganisasi PW SEMMI Aceh, BEM beberapa Universitas di Aceh, KAMMI Aceh dan dari HMI Aceh Besar. Mereka didampingi langsung oleh Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani.(mahdi)