Kota Surakarta, spiritnews.co.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah mendorong Perguruan Tinggi (PT) untuk mempercepat peningkatan kompetensi masyarakat yang masih rendah dengan melakukan penguasaan teknologi terkini.
Tak hanya itu, PT juga didorong untuk menumbuhkembangkan enterpreneur atau wirausaha baru sehingga mampu membuka lapangan kerja baru.
“Pelatihan dan peningkatan kompetensi perlu dilakukan agar bisa diterima di pasar kerja sesuai kebutuhan revolusi industri 4.0. Kita dorong tumbuhnya wirausaha baru yang sudah beradaptasi dengan kebutuhan teknologi terkini,” kata Menaker Ida dalam Talk Show Ketenagakerjaan di STIE Adi Utama Bhirawa, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (10/3/2020).
Ida berharap, PT menjadi bagian penting bagi upaya peningkatan kompetensi SDM dalam merebut bonus demografi dan Indonesia unggul 2045. Indonesia diharapkan menjadi lima negara terbesar di dunia yang pertumbuhan ekonominya tinggi dan angka kemiskinannya mendekati 0 persen.
“Kita harapkan akan sampai pada Indonesia maju dan Indonesia unggul pada tahun 2045. Keterlibatan PT sangat dibutuhkan untuk bisa sampai pada Indonesia maju, Indonesia unggul 2045,” kata Ida.
Dikatakan, pemerintah membutuhkan kolaborasi dengan perguruan tinggi, industri, dan lembaga pelatihan untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan.
“Kemnaker akan menjadi fasilitator agar semua stakeholder bekerja secara bersama-sama merespon kondisi ketenagakerjaan sekarang,” kata Ida.
Ida Fauziyah menegaskan, pemerintah saat ini fokus kepada peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Sebab untuk jangka pendek, pelatihan vokasi berperan sentral karena dampaknya yang relatif lebih cepat bisa dirasakan oleh masyarakat dibanding pendidikan vokasi.
Dijelaskan, Menaker Ida menambahkan, kebijakan pemerintah dalam pelatihan vokasi melalui skema tripple skilling akan fokus tiga sasaran utama. Pertama, Skilling dalam bentuk vokasi. Pelatihan ini ditujukan kepada masyarakat yang belum memiliki keterampilan agar diterima di pasar kerja. Kedua, Up-skilling yang bertujuan untuk menaikkan keterampilan agar relevan dengan zaman.
“Sedangkan re-skilling, ditujukan kepada pekerja ter-PHK jika ingin beralih ke pekerjaan baru, sebagai safety net tenaga kerja,” ujarnya.
Dialog interaktif bertajuk “Penyiapan SDM Unggul Dalam Menghadapi Era Industri Kreatif 4.0 dan Dunia Global” dihadiri lebih dari 300 mahasiswa STIE, STMIK dan Akademi Teknologi (AT) AUB, Surakarta.(rls/red)