BMH Bersama Persaudaraan Arek-Arek Suroboyo Medan Bantu Ketahanan Pangan Warga

  • Whatsapp
spiritnews.co.id

Kota Medan, spiritnews.co.id – Wabah Covid-19 memukul ekonomi masyarakat bawah. Hal ini menjadikan hidup mereka digelayuti mendung kekhawatiran.

Terkait hal tersebut, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Perwakilan Sumatera Utara bekerja sama dengan Persaudaraan Arek-Arek Suroboyo Medan membagikan puluhan paket sembako untuk masyarakat yang terdampak Covid-19.

Bacaan Lainnya

Kepala Perwakilan BMH Sumatera Utara, Lukman A Mutthalib, mengatakan, tidak sedikit masyarakat yang merasakan sulitnya kehidupan akibat wabah Covid-19 ini.

“Banyak dari masyarakat di sekeliling kita terutama ekonomi menengah kebawah yang sudah kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebab itu BMH hadir memberikan solusi, setidaknya dapat mengurangi beban masyarakat untuk kebutuhan dapurnya,” jelas Lukman dalam rilis yang diterima spiritnews.co.id, Rabu (8/4/2020).

Kadiv Program Pemberdayaan BMH Sumut, Irvan Mendrova, mengatakan, selain membagikan paket sembako, BMH juga memberikan masker dan hand sanitizer untuk yang masih beraktivitas di luar rumah.

“Tidak dipungkiri, meski sepi dan penumpang menurun drastis, ojol dan becak tetap harus keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Maka dengan masker dan hand sanitizer ini, harapannya agar para pejuang keluarga tetap dalam keadaan steril meski bekerja diluar rumah,” jelas Irvan.

“Bisa saja bantuan sembako ini sebagai tahap awal. Kita akan lihat terus perkembangan akibat dampak dari wabah ini, khususnya terhadap kebutuhan pangan warga. Kali ini 40 orang yang menerima bantuan,” tambahnya.

Titin (48), mengaku sangat bersyukur dengan adanya bantuan sembako dari BMH ini. Wanita yang berkerja sebagai buruh cuci ini dirumahkan selama 14 hari oleh majikannya.

“Beginilah, Dek, namanya dirumahkan ya tidak bergaji. Becak suami pun gak bisa diharap, sejak ada wabah ini penumpangnya drastis menurun sekali,” ungkapnya sambil berlinang air mata.

“Alhamdulillah, atas pemberian paket ini kami sangat berterima kasih ya Dek,” tambahnya.

Senada dengan Titin, Abdul (50) yang berdomisili di Sampali ini juga merasakan dampak yang sama. Abdul yang berprofesi sebagai pengrajin tas mengaku seharusnya saat-saat liburan kenaikan kelas seperti ini mendapat banyak orderan membuat tas. Namun karena wabah Covid-19 ini, sedikit sekali yang order.

“Katanya mereka takut virusnya nempel di tas, jadi belum ada yang order tas,” ungkapnya.(rls/red)

Pos terkait