KNTI Kota Semarang Tampung Aspirasi Nelayan Saat Pembagian Masker

  • Whatsapp
spiritnews.co.id

Kota Semarang, spiritnews.co.id – Pekerjaan menjadi nelayan adalah pilihan sekaligus melanjutkan jejak langkah leluhur. Seperti, nelayan di Kampung Tambak Lorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, merupakan generasi ke 3 atau ke 4 dari warga Demak dan Kendal yang berpindah ke Kota Semarang.

Makanya tidak heran jika profesi nelayan menjadi pilihan utama dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga setiap hari.

Bacaan Lainnya

Humas Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang, Hendra Wiguna, mengatakan, hingga saat ini wabah pandemic Covid-19 belum juga berakhir. Anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja sudah lama disampaikan. Namun, bagi para nelayan kecil yang berpenghasilan harian tetap harus keluar rumah untuk melaut.

“Ya…kita ketahui bersama bahwa pekerjaan nelayan tidak bisa dilakukan dari rumah. Nelayan harus ke laut. Demikian pula dengan penghasilan mereka, hanya didapat ketika mereka melaut,” kata Hendra dalam rilis yang dierima spiritnews.co.id, Sabtu (25/4/2020).

Berhubung kegiatan nelayan mengharuskan untuk tetap bekerja di luar rumah, kata Hendra, maka KNTI Kota Semarang melakukan pendampingan kepada nelayan. Misalnya, dengan sosialisasi tentang menjaga diri dari Covid-19, sekaligus pembagian masker kepada nelayan.

“Masker yang dibagikan hari ini didapat dari donasi Komunitas EMPU yang bergerak di bidang fashion berkelanjutan. KNTI sendiri dengan Komunitas EMPU sudah pernah bekerjasama sebelumnya dalam pagelaran fashion show di dermaga dan diatas perahu nelayan Tambak Lorok,” jelasnya.

Diakuinya, jumlah masker yang dibagikan kepada nelayan ini masih kurang jumlahnya apalagi jika mengikuti anjuran untuk ganti masker per 4 jam. Di Kota Semarang sendiri kurang lebih ada 1.489 nelayan (Data Dinas Perikanan Kota Semarang), jika nelayan bekerja 8 jam maka perlu masker 2.978 masker. Tapi paling tidak setiap nelayan memiliki 4 masker, jadi diperlukan 5.956 masker.

Pada kesempatan itu, KTNI Kota Semarang juga menampung aspirasi para nelayan, khususnya penderitaan yang dialami mereka saat ini akibat minimnya hasil tangkapan dan rendahnya harga ikan tangkapan.

Sufri (39), salah seorang nelayan, mengatakan, karena dipaksa oleh kebutuhan sehari-hari, dia dan nelayan lainnya harus tetap melaut walaupun harga ikan menurun.

“Kami tetap melaut untuk kebutuhan sehari-hari, walaupun harga ikan menurun,” kata Sufri.

Hal senada dikeluhkan Juremi (55), yang juga nelayan di Tambak Lorok. “Harga ikan sekarang murah, kadang hasil melaut cukup untuk beli solar saja, kadang malah nombok,” kata Juremi.

Nelayan lainnya, Sufri, mengatakan, dengan adanya pembagian masker ini, nelayan sedikit terbantu di tengah pandemi ini. “Terimakasih untuk KNTI,” kata Sufri.(sir/red)

Pos terkait