Jakarta, spiritnews.co.id – Pemerintah Indonesia melalui Menteri Ketenagakerjaan mendukung tersusunnya dokumen ASEAN Labour Ministers Join Statement on Response to the Impacts of Coronavirus Desease 19 (COVID-19) on Labour and Employment sebagai hasil pertemuan spesial, ASEAN Labour Ministers Meeting (ALMM).
Setelah tersusun dokumen ASEAN Labour Ministers Join Statement on Response to the Impacts of Coronavirus Desease 19 (COVID-19) on Labour and Employment, selanjutnya akan ditindaklanjuti kerja sama konkret yang tercakup dalam aktifitas pada kerangka kerja sama ASEAN.
“Kami berharap pasca pandemik Covid-19, ASEAN memiliki road map atau peta jalan khusus bidang ketenagakerjaan guna mengembalikan stabilitas pasar kerja di tingkat nasional dan ASEAN,” kata Menaker Ida Fauziyah dalam pertemuan Tingkat Menteri Tenaga Kerja ASEAN (ALMM) tentang dampak Covid-19 melalui Video Conference di Kantor Kemanker, Jakarta, Kamis (14/5/2020).
Pertemuan Menaker se-ASEAN ini dipimpin oleh Menteri Sumber Manusia Malaysia, Datuk Seri M. Saravanan, selaku Ketua ALMM periode 2018-2020. Pertemuan turut dihadiri Sekjen ASEAN, Dato Lim Jock Hoi; Dirjen ILO, Guy Ryder; dan Menaker dari Malaysia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, Philipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Dikatakan, tujuan pertemuan spesial Para Menaker ASEAN ini adalah merespon dampak Covid-19 pada sektor perburuhan dan ketenagakerjaan sebagai langkah konkrit untuk menindaklanjuti komitmen kepala negara yang disepakati dalam ASEAN Summit on Covid-19 pada bulan April 2020.
“Untuk itu, ASEAN perlu mengambil langkah cepat dan tepat dalam mendukung stabilitas pasar kerja, perlindungan pekerja dan keberlangsungan usaha yang terdampak pandemik,” katanya.
Dalam Vidcon selama 3,5 jam tersebut, Menaker Ida mendorong ASEAN OSHNET untuk menyusun guidelines atau pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tentang pencegahan penyebaran Covid-19 dan virus menular lainnya di tempat kerja yang sejalan dengan protokol WHO.
Ida juga mendorong ALMM untuk meningkatkan kerja sama dengan organisasi Internasional dan negara mitra ASEAN untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan guna pemulihan krisis jangka pendek dan perencanaan pemulihan jangka menengah dan jangka panjang dalam upaya mengembalikan stabilitas perkonomian termasuk menjaga keberlanjutan rantai pasok di kawasan ASEAN.
“Mengimbau Senior Labour Official Meeting (SLOM) untuk melakukan re-focusing dan re-targeting aktivitas-aktivitas ASEAN sektor ketenagakerjaan agar lebih fokus pada pemulihan ekonomi paska pandemik. Di antaranya sektor pariwisata, perhotelan, manufaktur, dan sektor jasa lainnya,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Ida menyatakan kesiapan Indonesia sebagai Tuan Rumah ASEAN Labour Ministers Meeting (ALMM) ke-26 pada akhir Oktober hingga awal November 2020 nanti di Jakarta.
“Pelaksanaan ALMM ke-26 yang akan datang tetap akan mempertimbangkan kondisi perkembangan penyebaran Covid-19,” katanya.
Sekjen ASEAN, Dato Lim Jock Hoi, mengatakan, dampak pandemi Covid-19 telah berdampak sangat signifikan terhadap perekonomian negara-negara ASEAN. Bahkan rantai pasok dan pasar kerja juga mengalami disrupsi.
“Sektor-sektor paling terdampak di antaranya sektor travel, pariwisata, perhotelan, manufaktur, dan sektor jasa lainnya,” jelasnya.
Dato Lim menambahkan, berdasarkan laporan ILO, akibat Covid-19 hampir 1,6 miliar pekerja informal di dunia, ekonominya telah terdampak dan pendapatannya menurun hingga 60 persen.
“Bagi Pekerja tersebut, berhenti bekerja atau bekerja di rumah adalah bukan suatu pilihan karena itu menghilangkan penghasilan mereka,” kata Dato.
Dato menambahkan, estimasi data ILO, sekitar 68 persen pekerja di dunia, termasuk 81 persen Pengusaha atau pelaku usaha, telah terdampak pandemik Covid-19.(rls/red)