Jakarta, spiritnews.co.id – Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, memimpin peluncuran Diaspora Peduli (Diaspora Care) di Graha Badan Nastional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin (18/5/2020).
Ida, mengatakan, program Diaspora Peduli merupakan upaya untuk bergandengan tangan, mendekatkan hati dan berbagi rezeki antara Diaspora dengan masyarakat Indonesia, khususnya korban PHK dan yang dirumahkan. Diaspora Care ini juga merupakan wujud nyata program pemerintah yakni solidaritas kemanusiaan lintas batas, lintas negera, sebagai cara untuk mengalahkan Covid-19.
“Diaspora Care ini kegiatan mengumpulkan donasi dari para diaspora untuk membantu saudara-saudara kita di tanah air yang terdampak pandemi Covid-19 khususnya pekerja terPHK dan dirumahkan,” ujar Ida.
Ida, menjelaskan, dalam program Diaspora Peduli ini, para Diaspora Indonesia di berbagai penjuru dunia menunjukkan kepdulian untuk ringankan beban dari dampak pandemi di tanah air.
“Saya bangga dan terharu karena para Diaspora juga terpapar dengan pandemi Covid-19, tetapi mereka menunjukkan kepedulian dan kecintaannya kepada negeri ini,” ujarnya.
Menurutnya, para Diaspora akan membantu pekerja korban PHK dan dirumahkan melalui program one family to one family sebesar 50 dolar AS/bulan (setara Rp780ribu). Mekanisme bantuan dilakukan secara online, yakni calon donatur akan memilih calon penerima donasi dengan melihat profilnya melalui www.diasporapeduli.id.
“Saya berharap 6 juta Diaspora yang tersebar di dunia segera berpartisipasi dalam program kemanusiaan lintas batas, lintas negara ini,” katanya.
Sementara itu, pendiri Diaspora, Dino Patti Djalal, menegaskan, Diaspora Peduli ini memanfaatkan segmen khusus bangsa Indonesia yakni 6 juta diaspora yang kaya dengan ilmu, modal, jaringan idealisme, patriotisme untuk sambung rasa, sambung rezeki dengan tenaga kerja di Indonesia yang ter-PHK atau dirumahkan.
“Dalam program ini, Pemerintah dan Ormas Diaspora menjadi penyambung rezeki. Tak ada satu senpun yang diambil pemerintah maupun Diaspora. Semua langsung masuk ke rekening penerima,” kata Dino.
Dino menambahkan, sepanjang dirinya menjadi diplomat, belum pernah melihat program solidaritas sosial, keluarga ke keluarga langsung. Selama ini, biasanya individu memberikan dana ke tampungan dana besar.
“Setelah itu prosesnya berjalan sendiri. Kalau ini Diaspora bisa melihat dan memilih langsung keluarga ya g akan dibantunya, keluarga terPHK,” ujar Dino.
Program Diaspora Peduli merupakan kebijakan inovatif dan benar-benar mencerminkan solidaritas sosial ekonomi nyata. Yakni dalam Format Public Diaspora Partnership (PDP).
“Semoga pilot project PDP ini bisa sukses dan bisa jadi role model dalam skala lebih besar di tanah air,” kata Ketua Dewan Pengawas Indonesia Diaspora Global Network tersebut.
Sedangkan Direktur Hubungan Lembaga Bank BNI, Sis Apik Wijayanto sangat siap melayani program Diaspora Peduli, baik yang akan melakukan bantuan dan menerima bantuan kepada pekerja korban PHK dan dirumahkan akibat Covid-19.
Sis menambahkan Bank BNI dengan 6 cabang di luar negeri (Singapura, Hongkong, Tokyo, Seoul, London dan New York) dan 13 cabang representative siap untuk menerima dan melayani donasi.
“Kami di Indonesia ada 2000 outlet, juga siap melayani. Kami ingin sukseskan Diaspora Peduli ini untuk kita semua,” ujar Sis.(rls/red)