Jakarta, spiritnews.co.id – PT Prudential Life Assurance Prudential Indonesia melaporkan kinerja unit syariah yang sehat di sepanjang 2019. Dan berharap, prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan untuk membantu masyarakat terdampak oleh pandemi Covid-19.
“Kontribusi kami untuk membantu masyarakat berfokus pada tiga aspek, yaitu kesehatan, ekonomi, dan sosial,” kata Presiden Director Asuransi Indonesia, Jens Reish, Rabu (20/05/2020).
Untuk aspek kesehatan, misalnya, Prudencial tetap memberikan perlindungan meskipun Covid-19 telah berstatus pandemi global dan bencana nasional.
“Selain itu, 95 % karyawan kami juga bekerja dari rumah, namun kami tetap mempertahankan kualitas layanan kepada peserta. Untuk aspek ekonomi, kami tetap membuka proses perekrutan tenaga pemasar secara digital yang diikuti ribuan orang,” tuturnya.
Dan untuk aspek sosial difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk memberikan perlindungan asuransi jiwa bagi lebih dari 500 tenaga relawan dan medis yang berada digaris depan membantu penanganan pandemi Covid-19.
Afdhal Aliasar, Direktur Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), mengatakan, didukung dengan jumlah populasi Muslim yang mencapai lebih dari 87%, ekonomi berbasis syariah dapat membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dikatakan, sistem dan value dari ekonomi & keuangan syariah dan juga sangat memperhatikan ketahanan ekonomi dan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan terus mempromosikan pembagian risiko (risk sharing) dan integrasi antara keuangan komersial dan sosial, maka kehadiran ekonomi dan keuangan syariah menjadi sesuatu yang sangat penting dalam memastikan ketahanan ekonomi dan inklusi, terutama di masa pandemi ini.
“untuk lebih mendengarkan dan memahami kebutuhan masyarakat akan solusi perlindungan jiwa berbasis syariah, awal tahun ini Prudential Indonesia mengadakan survei yang melibatkan 5.000 responden di 20 kota besar di Indonesia, dan berasal dari keluarga kelas menengah keatas yang berusia 25 sampai 50 tahun,” kata Afdhal.
Dari hasil survei ini adalah pemahaman masyarakat Indonesia terhadap asuransi jiwa syariah berada di level 39%, atau meningkat sebesar 8% dari periode riset sebelumnya di tahun 2016. Dengan meningkatnya literasi produk syariah, minat masyarakat Indonesia untuk membeli produk asuransi jiwa syariah di masa mendatang juga meningkat menjadi 58% atau tumbuh 18% dari periode riset sebelumnya.
“Hampir separuh dari peminat produk asuransi jiwa syariah berasal dari generasi milenial (usia 25 hingga 34 tahun). Survei Indonesia memiliki potensi bisnis baru asuransi jiwa syariah untuk tiga tahun ke depan senilai Rp 9,6 triliun, di mana 19%-nya berasal dari konsumen Non-Muslim.
Hasil survei tersebut semakin menambah keyakinan kami akan potensi yang dimiliki Indonesia untuk produk asuransi jiwa syariah.
“Kedepannya, kami akan terus memperkuat posisi kami diindustri dengan terus menambah jumlah tenaga pemasar, menambah kemitraan, baik dengan bank maupun non-bank, membangun kemitraan untuk mengembangkan layanan digital syariah, serta mempromosikan unit syariah melalui aplikasi kesehatan digital Pulse by Prudential,” ungkapnya.(sam)