DI hari ulang tahun ke-4 sejak dideklarasikan di Menara Petronas Malaysia 20 Mei 2016 lalu, Forum Dosen, Guru dan Masyarakat (FORDORUM) terus semangat dalam berperan serta membangun bangsa Indonesia walaupun dengan cara-cara yang sederhana, namun bisa menjadi sesuatu yang bermakna.
Oleh : DR. Sri Watini
Ketua Forum Dosen, Guru dan Masyarakat (Fordorum)
Berbagai kegiatan baik, seperti pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan lainnya dalam rangka peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) dan kesejahteraan hidup masyarakat dan bangsa Indonesia yang lebih bermakna dan berkualitas.
Acara webinar internasional yang diadakan oleh Fordorum dengan tema “Potrait & Solution of ASEAN Countries in Educational Sector During the COVID-19 Pandemic” dan menghadirkan narasumber yang berkualitas dari beberapa Negara ASEAN, antara lain, Prof. Dr. Ir. Teddy Mantoro, SMIEEE (Sampoerna University Jakarta), Prof. Datuk Dr. Yusof bin Kasim (Former Deputy Director General Higher Education, Malaysia), Dr. Hasan Habibie (Plt. Kepala Pusdatin) Kemedikbud (Indonesian Salution for Learning During Covid-19), Assoc. Prof. Dr. Muhammadzakee Cheha, Dean of Graduate School Universiti Fatoni Thailand, Drs. Karnadi, MRDM (PTP Madya SapaDRB as one solution for Learning during Covid-19 Speaker electif), Asc. Prof. Syahrul Reza (The Chairman Of the Mandala Internastional Leadership) Jakarta, Dr Saifuddin Amin, Lc. M.Ed, Deam of Muhammdiyah Islamic Singapure dengan Moderator Dr. Sri Watini (Fordorum) telah terlaksana dengan baik dan lancar dengan media .
Kolaborasi tim panitia yang kompak antara Fordorum dengan Tim Pustekom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) antara Hendro Gunarto, Arief Darmawan, Raditya dan Keke telah Bersatu dan semangat untuk kegiatan webinar Fordorum berjalan dengan lancar dan sukses.
Jumlah peserta yang mencapai hampir 300 peserta dari guru, dosen, peneliti, anggota DPR, tokoh masyarakat dan lainnya sangat memiliki arti bagi Fordorum.
Bahwa Fordorum harus terus maju dan berkiprah untuk menjadi organisasi kemasyarakatan yang bermanfaat bagi semuanya. Kegiatan-kegiatan yang menarik dan kajian yang bermakna masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia ini jika dikemas dengan apik dan pelayanan yang baik.
Dari sejak awal registrasi selama dua hari peserta mencapai 450 dan akhirnya di cluose oleh panitia dengan tujuan memberikan pelayanan agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Saat ini di masa Covid-19 dengan berbagai implementasi baru media on-line masih perlu adanya kesiapan yang baik karena tidak semua media on-line dapat digunakan dengan baik terkait dengan sinyal atau jaringan sebagai sarana komunikasi.
Terkait dengan sajian presentasi yang disampaikan oleh para narasumber yang terpilih dan luar biasa serta memiliki kredibilitas dan kwalitas yang tak diragukan mampu menarik pusat dan perhatian para peserta seminar untuk mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai yang digelar dari jam 09.00 – 12.00 WIB.
Materi terkait dengan potret pendidikan di negara-negara ASEAN di masa pandemic Covid-19 dan solusinya disajikan secara apik oleh para narasumber. Topik dengan mengkaji materi-materi yang aktual dan relevan dengan situasi dan kondisi saat ini menjadi informasi pengetahuan yang sangat penting baik bagi kita semua bangsa Indonesia khususnya peserta dalam rangka mencari implementasi solusi yang tepat bagaimana mengatasi berbagai problema Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini khususnya dalam bidang pendidikan.
Prof. Teddy Mantoro (Sampoerna Universiti Jakarta) yang memberikan ulasan tentang potret singkat pendidikan Indonesia, peran serta sector pendidikan selama Pandemi Covid-19, memantau epicentrum dan ulasan pediksi terkait dengan bagaimana berakhirnya epidemi sampai pada relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), karantina serta lockdown dan pasca pandemi. mampu memberikan gambaran nyata bagaimana keadaan bangsa Indonesia saat ini menghadapi Covid-19.
Hal yang paling menggelitik adalah bagaimana negara Indonesia walaupun menerapkan sistem PSBB dan menganjurkan belajar di rumah dan bekerja dirumah ternyata belum mampu mengurangi dan mengantisipasi pertambahan jumlah kasus Covid-19. Grafik kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan sampai hari ini.
Namun jika dilihat secara seksama apa yang disampaikan ada beberapa wilayah contoh di DKI Jakarta dan ada bebebrapa dijumpai wilayah Indonesia yang lain seperti 6 kelurahan di DKI Jakarta yang belum terinveksi Covid-19 yaitu Pulau Untung, Pulau Pari, Pulau Panggang, Pulau Harapan, Kuningan Barat, Duri Selatan dan Roamalaka.
Nah….ini adalah satu informasi mengapa bisa terjadi. Karena jelas bentuk pendidikan di masa Covid-19 ini tentunya agak exlusif. Dari sisi dampak Covid-19 aman. Namun apakah dari sisi pendidikan ada nilai-nilai yang bisa diambil ? Apakah terjadi proses perubahan pendidikan seperti di wilayah-wilayah lain yang terkenan Covid-19 atau tidak ?
Bagaimana setelah pandemi Covid-19 usai dan pendidikan karakter apa yang dapat diambil dari potret pendidikan bagian wilayah-wilayah kecil Indonesia ini yang masih bersih tidak terkenan dampak Covid-19 ?
Dr. Muhamad Hasan Chabibie (Plt. Kepala Pusdatin) Kemedikbud yang mengulas tuntas tentang Transformasi Pendidikan Pasca Pandemi dimulai dari paparan tentang dampak Covid-19 terhadap pendidikan di Indonesia.
Sosialiasai kebijakan pendidikan masa Covid-19 mengenai sistem daring telah memberikan gambaran bagaimana proses pendidikan di Indonesia dari transformasi dunia pendidikan, tantangan, bagaimana gambaran rumah belajar yang nyaman dengan konten-konten yang relevan dan bermakna, TV Edukasi on Vedio, Radio Suara Edukasi on Spotify, Belajar di Rumah on TVRI menunjukkan dan mengarahkan pada masyarakat khususnya para orang tua dalam membelajarkan putra-putrinya belajar di dalam rumah.
Kolaborasi baik dengan Telkomsel, Indosat, XL dan sekolahku menjadi sarana bangunan inovasi pembelajaran daring pada masa Covid-19 saat ini.
Penyajian Drs. Karnadi Pustekom Kemdikbud tentang SAPA (Sajian Pembelajaran Daring) Duta Rumah Belajar, Waspada Virus Corona dan belajar di rumah tidak masalah telah memberikan gambaran pada kita tentang DRB (Duta Rumah Belajar) yang memberikan dan menyajikan Level dari ICT Literation, ICT Implementation.
ICT Creation dan ICT Share yang saat ini peserta didik harus menguasai sebagai kompetensi secara baik. Ada gambaran yang disampaikan bagaimana implementasi DRB sehingga ke depan setelah terjadinya masa Covid-19 ini tetap sistem pembelajaran daring tetap bisa dilaksanakan.
Dari gambaran-gambaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi kita semua khususnya peserta yang berasal dari wilayah Papua, Aceh, Batam, Sulawesi, Kalimantan dan lainnya yang kemarin hadir dan menyimak dengan baik untuk dapat mengimplementasikan ini dengan baik.
Asc. Prof. Syahrul Reza Mandala Internastional Leadership yang juga sebagai penasehat Fordorum diawal menyampaikan tentang peran serta Fordorum dalam masa Covid-19 untuk terus semangat berkolaborasi dengan semua pihak berperan serta dan aktif dalam penyelesaian masalah Covid-19 ini.
Sapaan P Reza yang menyampaikan betapa kita semua harus bersatu dengan negara-negara ASEAN dalam menghadapi permasalahan Covid-19 agar dapat mengatasi persoalan-persoalan secara bersama-sama, bersinergi dan bersatu.
Negara-negara ASEAN yang memiliki sejarah, keadaaan geografi dan demografi yang memiliki beberapa kesamaan harus memiliki satu visi misi, satu identity dan satu tujuan membangun bangsa dan negara-negara ASEAN untuk maju bersama, lebih baik dan berkwalitas.
Dalam sambutan sedikit yang disampaikan aktivitas sektor pendidikan Lintas Institusi, Domisili dan Lintas Nusantara (Indonesia) masih sangat konvensional dimana mayoritas selama ini masih menggunkan satu sumber bahan ajar.
Dengan adanya pandemi Covid-19 ini maka aktivitas pendidikan harus benera-benar terimplementasi dengan pola pendidikan lintas negara khususnya negara-negara ASEAN. Pengenalan dari budaya, ekonomi, sosial politik, dan konstitusi negara ASEAN sangat perlu dilakukan.
Asc. Prof. Syaifuddin dari Muhammdiyah Islamic Singapure menyatakan bahwa selama terjadinya Covid-19 implementasi sistem daring dalam dunia pendidikan sudah diterapkan bahkan sebelum terjadinya Pandemi Covid-19 Negara Singapura telah mengenalkan sitem Draing dari jenjang SD-SMA dan Perguruan Tinggi. Sehingga di masa pandemic Covid-19 merupkan upaya lanjutan untuk mengimplementasikan system pembelajaran daring ini untuk lebih baik lagi. Kegiatan pendidikan di Singapura di era Covid-19 semua jenjang pendiidkan dilakukan dengan system e-learning.
Singapura merupakan negara kecil dengan jumlah penduduk yang sedikit sehingga tidak terlalu dalam implementasi sistem daring dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak dengan keadaan wilayah-wilayah yang terpencil dan jauh serta sulit jaringan.
Oleh sebab itu, implementasi sistem daring di singapura tidak ada kendala karena selama ini sebelum daring sudah dilakukan dari semua jenis dan jenjang pendidikan. Adapun dampak dari pandemic Covid-19 sendiri di singapura menyatakan bahwa kebanyakan yang terkenan kasus Covid-19 adalah orang-orang tua usia 60-80 tahun dan hampir tidak ditemukan pada usia anak-anak dan usia muda seperti anak-anak sekolah.
Asoc. Prof. Dr. Muhammadzakee Cheha Universiti Fatoni Thailand memberikan gambaran bagaimana pendidikan di masa Covid-19 di Thailand. Thailand adalah negara diluar China yang pertama kali mencatat tentang kasus Covid-19.
Thailand langsung bertindak pada saat diketahui ada warga Thailand yang terkena Covid-19. Negara ini langsung melarang masuk warga asing yang akan masuk ke Thailand. Mulai 18 Maret 2020, Pemerintah Thailand meliburkan sekolah/universitas/lembaga pendidikan informal disamping itu juga, pusat hiburan seperti bioskop, tempat karaoke, stadium tinju, pacuan kuda dan stadion olahraga, dan lain-lain.
Beberapa restoran telah menghentikan pelayanan makan di tempat, dan hanya menyediakan layanan take-out serta layanan antar. Langkah cepat Thailand diiringi dengan berbagai tindakan preventif dengan melalui deteksi, penelurusan penularan dan langkah-langkah cepat intervensi lainnya.
Ada beberapa kebijakan Thailand dalam menghadapi Covid-19 ini antara lain: penetapan status darurat Covid-19, kebijakan pembatasan bagi pendatang asing, pembatasan mobilitas di dalam negara dan kebijkan karantina serta kebijakan persyaratan tambahan bagi pendatang asing dengan Health Cerficate.
Proses pendidikan yang dilakukan oleh Negara Thailand adalah sama dengan negara lainnya yaitu menerapkan sistem pembelajaran daring. Dengan melakukan gerak cepat dalam melibatkan laboratorium, pihak swasta dan laiinya dengan meningkatkan kewaspadaan dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka mulai bulan Mei ini sudah mulai melonggarkan peraturan.
Prof. Datuk. Dr. Yusof bin Kasim (Former Deputy Director General Higher Education, Malaysia) dalam presentasinya menyatakan Pemerintah Malaysia telah menetapkan kebijakan pembatasan sosial (Movement Control Order) dimulai tanggal 31 Maret 2020.
Ada beberapa kebijakan antara lain :
1). Menghentikan semua acara keagamaan, olahraga dan perkumpulan sosial budaya serta bisnis keculai untuk penjual took makanan, kebutuhan pokok dan pasar
2). Melarang semua warga negara Malaysia untuk bepergian ke luar Negara.
3). Penghentian seluruh aktivitas pemerintah dan swasta kecuali untuk pelayanan public (telekomunikasi, transportasi, penyiaran, dinas kebakaran, Kesehatan dan farmasi, Pelabuhan dan distribusi makanan. Tidak terkecuali Lembaga pendidikan juga ditutup mulai dari Pendidikan Awal Kanak-kanak (PAKK) atau PAUD sebutan di Indonesia sampai pada Universitas, termasuk pusat pendidikan dan keterampilan.
Semua kegiatan dilakukan di rumah (Woks Form Home) dan semua Syat at Home. Implementasi proses pendidikan semua dijalankan di rumah masing-masing.
Terkait dengan proses pembelajaran Malaysia juga sama menerapkan system daring. Di Malaysia system daring memang sudah mulai diterapkan seperti di Perguruan dan pendidikan jenjang di bawahnya sebelum adanya pandemi Covid-19. Sehingga sama keadaanya seperti negara singapura, Thailand sudah menerapkan system daring sebelumnya.
Dari semua paparan Narasumber yang ada proses pendidikan dalam masa Covid-19 memang semua menerapkan sistem daring. Karena sebelumnya juga sudah menerapkan karena sesuai dengan perkembangan era revolusi industri 4.0 dan digitalisasi.
Negara Malaysia, Thailand dan Singapura tidaklah begitu sulit memgimplementasikan system pembelajaran daring. Hal ini disebabkan negara tersebut tidak seluas Indonesia dengan wilayah-wilayah yang sangat banyak dengan berbagai keadaan geografi dan demokrafi sebagai salah satu factor mengapa Indonesia masih terkendala dengan implementasi sistem pemebelajaran daring bebasis IT ini ini.
Penduduk Indonesia sangat banyak dengan wilayah yang banyak tepencil tanpa akses jaringan dan kendala pembiayaan. Terkait dengan solusi pendidikan di Indonesia dapat mengambil langkah dari narasumber Prof Teddy, Asc. Prof. Reza, Dr. Hasan dan Pak. Karnadi dengan penguatan dan kolaborasi dari narsum Singapura, Thailand dan Malaysia.
Harapannya dengan mengikuti Webinar Internasional Fordorum maka peserta yang terdiri dari dosen, guru, penelti, direktur perusahaan, pimpinan/konsultan BANK, tokoh masyarakat, asesor dan lain-lain mulai dapat bersatu padu, bersinergi dan berkolaborasi dalam menghadapi Covid-19 ini kemudian dapat melanjutkan proses kehidupan di Indonesia khususnya melalui pendidikan akan tetap terus semangat dan berjalan untuk pendidikan Indonesia lebih baik setelah lembaran Hari Raya Idul Fitri 1441 H dan masa pasca pandemi Covid-19.
Acara Webinar Internasional yang digelar Forum Dosen, Guru dan Masyarakat (Fordorum) merupakan persiapan bekal menuju pendidikan di Indonesia setelah masa lebaran 1441 H dan masa pandemic Covid-19.(*)