Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Home industri atau industri rumah pembuatan batu bata di Desa Ulee Pulo, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, semakin berkembang dan mampu menyerap tenaga kerja.
Warga desa ini, mulai dari kaum perempuan, la]ki-laki maupun anak-anak dengan giat bekerja membuat batu bata.
Kepala Desa Ulee Pulo, Mawardi Syahdan, mengatakan, industri batu bata ini cukup berkembang karena banyak mampu memenuhi kebutuhan batu bata untuk pembangunan di Kabupaten Aceh Utara.
“Walaupun dewasa ini sudah ditemukan inovasi bahan pengganti batu bata dalam membuat bangunan, tetapi sebagian besar masyarakat Aceh masih menggunakan batu bata tradisional,” kata Mawardi, kepada spiritnews.co.id, Jumat (29/5/2020).
Dikatakan, industri batu bata di Aceh Utara masih merupakan sentra industri pembuatan batu bata terbesar dan sudah dikenal hingga ke luar Aceh.
“Produksi batu bata Desa Ulee Pulo ini digunakan untuk proyek raksasa di Lhokseumawe pada tahun 1975,” jelasnya.
Meskipun kalangan industri ketika itu coba menciptakan sendiri batu bata yang terbuat dari semen tetapi sebagian besar masyarakat lainnya tetap fanatik menggunakan batu bata dari tanah yang pembuatannya melalui teknologi tradisional.
“Didukung lahan tanah yang mempunyai tekstur sangat liat dan tidak terlalu banyak mengandung pasir adalah menjadi pilihan, batu bata yang dihasilkan bermutu tinggi. Selain itu semua industri batu bata disini rata rata lebih dekat dengan sumber air menjadi lebih membantu dalam proses pembuatan,” jelasnya.
Diakuinya, tanah di Kecamatan Dewantara merupakan tanah berkualitas tinggi dan tingkat kekuatan terjamin untuk batu bata. Namun karena banyak pemilik “Dapu Bata” terbatas lahan tanah kebanyakan dari mareka harus membeli tanah atau menyewa.
“Mereka sudah memulai usaha pembuatan batu bata ini sudah lebih 50 tahun yang merupakan usaha turun temurun yang terkadang tanpa modal,“ ujarnya.(mah)