Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Mie Aceh telah menjadi kuliner terfavorit sepanjang masa merupakan suatu warisan kuliner yang sangat legendaris.
Dalam sejarah makanan orang Aceh disebutkan, mie Aceh yang sudah dikenal hingga ke mancanegara tidak terlepas dari budaya masyarakat Aceh serta pengaruh budaya asing dimasa lampau. Mie Aceh merupakan perpaduan antara budaya Aceh, India serta Cina. Sopnya yang merupakan pengaruh India sangat lah kental dengan kuah karinya dan mie merupakan pengaruh Cina.
Lalu campurannya di aduk dengan potongan daging kambing atau sapi dan juga berbagai macam seafood seperti kepiting, udang, cumi, dan lainnya sehingga dapat menunjukkan nilai-nilai makanan dan budaya Aceh yang
sangat kuat. Apalagi letak geografis Aceh sendiri yang di kelilingi Selat Malaka, Laut Andaman dan Samudra Hindia.
Selain itu dari kehidupan masyarakat Aceh sendiri yang mayoritas sebagai petani, peternak, maupun nelayan, yang banyak menghasilkan rempah-rempah maupun hasil laut yang melimpah.
Orang tinggal di Aceh bukanlah orang Aceh kalau tidak pernah mencoba mie Aceh, dan juga orang yang pernah ke Aceh apabila tidak pernah mencicipi mie Aceh jangan pernah bilang pernah ke Aceh. Karena mie Aceh sangatlah legendaris. Orang Aceh asli tidak akan lupa dengan mie nya walau dimanapun mareka berada.
Siapapun ingin melancong ke Aceh kiranya belum lengkap bila belum mencicipi nikmatnya mie Aceh. Kuliner ikoni Tanah Rencong ini kelezatannya sudah tersohor ke berbagai belahan dunia dengan resep pedas ditaburi bawang goreng dan disajikan bersama emping malinjo, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis.
Perbedaan utama mie Aceh terletak pada racikan bumbu yang lebih tajam
dan kaya rempah. Komposisi utama dari bumbu halus pada kuliner ini adalah berupa cabai merah, kunyit, jintan, kapulaga, merica dan bawang putih.
Bagian terpenting dari mie Aceh adalah bumbunya yang terdiri dari bumbu kari, cabai, bawang putih, kemiri yang dominan. Lalu campuran kacang, tomat, dan sayuran berupa taoge dan kol, serta bahan lainnya yang dicampur. Olahan bumbu tersebut menghasilkan rasa gurih dan pedas yang khas.
Dilihat dari asal usul yang beredar, tidak mengherankan makanan ini sangatlah kaya rasa. Sehingga kelezatan mie Aceh sangat disukai perantau yang datang dari jauh. Dahulu mie Aceh belum terlalu popular sampai ketika bencana Tsunami terjadi, mie Aceh akhirnya dikenal luas karena kalangan pendatang atau LSM dari manca negara datang ke Aceh selepas tragedi Tsunami.
“Kami di Norwegia, Belgia, Inggris, Belanda dan beberapa negara lain di Eropa banyak yang mengkonsumsi mie Aceh saat pesta dan acara lainnya”, ujar Mahyuni, warga Norwegia keturunan Aceh saat dihubungi spiritnews.co.id ini belum lama ini.(mah)