Jakarta, spiritnews.co.id – Menyambut kembalinya aktivitas dan ekonomi ibukota, Siloam meluncurkan metode tes Covid-19 unggul di Indonesia bagi masyarakat dan perusahaan yang ingin melakukan skrining. Tes yang dikenal dengan nama tes serologi antibodi SARS-CoV-2 berbasis lab atau tes serologi antibodi ini tersedia di jaringan rumah sakit Siloam di Indonesia.
Wakil Direktur Utama Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, mengatakan ,dalam pelonggaran PSBB, setiap individu dan perusahaan tetap perlu memperhatikan prinsip-prinsip hidup bersih dan sehat dalam semua kegiatan, agar seluruh masyarakat tetap aman.
“Salah satu langkah preventif yang penting adalah pelaksanaan skrining. Untuk itu Siloam menyediakan tes serologi antibodi yang terjangkau,” kata Caroline, Kamis (11/6/2020).
Tes serologi antibodi SARS-CoV-2 berbasis lab merupakan tes antibodi total yang relatif cepat dan berakurasi tinggi yang dapat dilakukan baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit mobile testing atau onsite/di tempat.
Sama seperti tes rapid, tes serologi antibodi ini mendeteksi antibodi seseorang untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi oleh SARS-CoV-2 atau belum. Namun, tes serologi antibodi tersebut adalah tes yang pengerjaan dan deteksinya dikerjakan hingga 100%. Sehingga hampir tidak ada kasus positif yang tidak terdeteksi.
“Layanan yang optimal menjadi prioritas kami, termasuk pada masa pandemi ini. Kami memahami setiap masyarakat membutuhkan hasil yang akurat dengan efisiensi waktu, karena itupula tes Serelogi ini kami persiapkan dengan bekerjasama pihak Roche yang telah memiliki reputasi global,” jelasnya.
Dikatakan, terdapat 10 perusahaan yang telah meminta Siloam agar melakukan tes Serelogi kepada para karyawan mereka.
“Saat ini ada 10 perusahaan yang telah mengajukan tes Serelogi. Dan ada 10 perusahaan lainnya yang sedang mengajukan. Harga tes Serelogi jauh lebih terjangkau jika dilakukan secara korporasi atau minimal 10 orang,” ujarnya.
Tes serologi antibodi digunakan untuk menentukan kemungkinan seseorang mendapatkan kekebalan terhadap patogen. Tubuh manusia membuat antibodi sebagai respons terhadap banyak penyakit.
Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, tes antibodi diperlukan untuk mendeteksi antibodi terhadap SARS-CoV-2 secara khusus tanpa ada reaktivitas silang dengan virus corona serupa lainnya atau virus influenza yang biasa, yang dapat menghasilkan hasil positif palsu dan dengan demikian secara keliru menunjukkan potensi kekebalan.
“Hasil positif palsu terjadi ketika seseorang menerima hasil tes positif, ketika mereka seharusnya menerima hasil negatif,” jelasnya.(sam)