Jakarta, spiritnews.co.id – Tanpa percepatan proses pembelajaran, mustahil Indonesia berjaya jelang Centennial 2045.
Hal ini menjadi salah satu bahasan dalam bedah buku dalam format video conference yang diramaikan oleh 303 peserta dari berbagai kalangan. Bedah buku “Learning 5.1, Duluan Tiba di Masa Depan” menghadirkan Alex Denni selaku penulis buku juga Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian BUMN, Mohammad Bakir, wartawan senior, Eko Susetyono, Senior EVP PT Pegadaian (Persero) serta Rini Mulyawati, pegiat komunikasi dan penulis buku Ready On Stage.
Dalam paparannya, Alex menyampaikan prediksi dari Price Waterhouse Coopers (PWC) yang menyatakan bahwa Indonesia akan menempati posisi 4 sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
“Prediksi ini didasarkan atas kondisi Indonesia yang sedang menikmati bonus demografi, sebuah era dimana jumlah angkatan produktif lebih banyak dari angkatan non-produktif,” kata Alex.
Namun Alex menjelaskan bahwa prediksi PWC tersebut belum memperhitungkan faktor disrupsi pandemi Covid-19.
“Pandemi yang mewabah di dunia saat ini telah mendisrupsi jalan Indonesia menuju posisi 4 besar ekonomi dunia. Pandemi memaksa kita menjalani keseharian dengan mediasi digital teknologi,” katanya.
“Gagal memanfaatkan bonus demografi justru akan jadi beban dan bencana untuk Indonesia. Percepatan pembelajaran harus segera dilakukan. Satu-satunya cara untuk terus maju dan beradaptasi dengan beragam disrupsi yang ada adalah dengan memiliki mindset, skillset, dan toolset yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Learn how to learn merupakan kunci pandora untuk tetap selamat,” tambahnya.
Senior EVP PT Pegadaian (Persero), Eko Susetyono, mengatakan, UMKM memiliki peran sentral dalam perputaran roda ekonomi Indonesia. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia diperkiraan mencapai 75%. Pegiat UMKM diminta terus kreatif dan aktif beradaptasi dengan cara-cara yang disampaikan dalam buku “Learning 5.1, duluan tiba di masa depan”.
“Human capital adalah satu faktor penting yang tidak tergantikan dan harus terus ditingkatkan kemampuannya maupun jumlahnya untuk membangun sebuah bisnis,” kata Eko.(rls/red)