MENUJU new normal, Tim PMM UMM Sampang (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang di Kabupaten Sampang) dalam program PMM Bhaktimu Negeri terus berupaya memutus rantai penyebaran virus corona di Sampang. Organisasi kesehatan dunia WHO telah menyiapkan pedoman transisi menuju new normal selama pandemi Covid-19.
Penulis: Cahana Rastra Cotama
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Dalam protokol tersebut, negara harus terbukti mampu mengendalikan penularan Covid-19 sebelum menerapkan new normal. Pengendalian ini juga harus bisa dilakukan di tempat yang memiliki kerentanan tinggi.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh tim yaitu dengan menjadi relawan posko tanggap covid-19 di kelurahan Rongtengah, kecamatan Sampang, kabupaten Sampang, Madura.
Berhubung letak posko berdekatan dengan lokasi pasar, maka keberadaannya sangat membantu masyarakat. Posko ini berfungsi untuk melakukan pendataan bagi para warga pendatang yang masuk ke kelurahan Rongtengah.
“Jadi jika ada warga pendatang berasal dari daerah dengan transmisi lokal penularan covid-19, maka petugas kelurahan serta tim PMM UMM Sampang akan mengarahkan warga tersebut memasuki bilik untuk pendataan lebih lanjut,” kata Maghfiroh, Koordinator Kelompok 11 PMM UMM Sampan, Kamis (23/07/2020).
Selain pendataan, dalam posko tersebut mahasiswa UMM melakukan aksi sosial berupa pembagian “paket cegah corona” disertai dengan penerapan program KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) terkait COVID-19.
Aksi sosial ini bertujuan agar masyarakat mengetahui bahwa sebenarnya penyebaran COVID-19 dapat dikendalikan dari diri sendiri, yakni dengan menggunakan masker, rajin cuci tangan pakai sabun (CTPS), menggunakan handsanitizer apabila air bersih dan sabun sulit diakses serta mengkonsumsi suplemen vitamin C sebagai penambah imunitas tubuh. Kegiatan ini diawasi dan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Setyo Wahyu S, SE., ME.
Dalam “paket cegah corona” yang dibagikan oleh tim PMM UMM Sampang terdiri dari masker, handsanitiser, vitamin C serta brosur untuk menunjang pemahaman masyarakat saat setelah tim menerapkan program KIE. KIE adalah kegiatan penyampaian informasi mengenai COVID-19 dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat untuk memutus rantai penularan virus corona serta mengurangi tingkat mortalitas yang disebabkan oleh virus corona di Indonesia.
Saat KIE, tim menyampaikan bahwa handsanitizer digunakan sebagai cairan pembersih tangan, apabila air bersih dan sabun sulit diakses. Cairan yang mengandung 60% alkohol atau lebih, maka bisa digunakan sebagai pengganti handsanitizer. Jika kandungan alkoholnya dibawah 60% maka efektifitas (membunuh kuman) bisa menurun drastis.
Selain itu, sebagai bekal pengetahuan dalam menghadapi new normal, tim juga menjelaskan pentingnya asupan sayur, buah, vitamin C, hingga minum racikan jamu dari apotek hidup atau empon-empon. Hal ini bertujuan agar imunitas tubuh dapat tetap terjaga sehingga dapat menangkal masuknya virus maupun mikroorganisme lainnya.
Brosur yang tim bagikan pada masyarakat salah satunya berisi etika batuk yang dikutip langsung dari flyer etika batuk Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, hal ini bertujuan agar masyarakat dapat menerapkan tata cara batuk yang baik dengan benar yaitu dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju.
Sehingga penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (droplets) dan membuat kenyamanan pada orang disekitar. Droplets tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitar melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui media udara pernafasan disebut air borne disease.
Menkes menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum. Aturan ini disahkan pada 19 Juni 2020.
Menurut Menkes, tempat dan fasilitas umum merupakan area dimana masyarakat melakukan aktivitas kehidupan sosial dan berkegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Resiko pergerakan orang dan berkumpulnya masyarakat pada tempat dan fasilitas umum, memiliki potensi penularan COVID-19 yang cukup besar.
Masyarakat harus melakukan perubahan pola hidup dengan tatanan dan adaptasi kebiasaan yang baru (new normal). Hal ini agar dapat hidup produktif dan terhindar dari penularan COVID-19, seperti memakai masker, face shield serta rajin cuci tangan.
Pada protokol tersebut juga disampaikan bahwa belum ditemukannya vaksin dan pengobatan definitif COVID-19 diprediksi akan memperpanjang masa pandemi, sehingga negara harus bersiap dengan keseimbangan baru pada kehidupan masyarakatnya.
Dengan ini tim PMM UMM Sampang terus berupaya melakukan pencegahan penyebaran virus corona tentunya dibantu oleh dukungan masyarakat dengan cara mematuhi protokol yang telah ditetapkan pemerintah.(*)