Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Melalui Bidang Perkembangan dan Kehidupan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah melaunching StarUp Bekasi Mart pasar ekspor untuk mengangkat potensi wirausaha produk UMKM atau IKM agar naik kelas, Rabu (26/08/20) di Gedung Nonon Sontani Lantai 2, Bekasi Selatan.
Wakil Wali Kota Beklasi, Tri Adhianto Tjahyono, mengatakan, launching StarUp Bekasi Mart ini didukung dari seluruh steakholder Kota Bekasi seperti Dinas Koprasi UMKM, Dinas Perdadangan dan Industri hingga Asda II Kota Bekasi sangat penting untuk membantu perkembangan pelaku UMKM atau IKM ditengah pandemi Covid-19, sehingga nantinya UMKM bisa terus konsisten masuk ke pasar global internasional.
“Yang paling utama eksportir- eksportir yang hadir hari ini mampu membawa produk-produk UMKM atau IKM Kota Bekasi untuk masuk ke pasar Internasional,” kata Tri.
Dikatakan, para pelaku UMKM atau IKM tidak mengalami resesi, tapi mengalami deflasi karena produk dari UMKM cukup banyak.
Menurutnya, sebenarnya potensinya ada tetapi pemasarannya yang kurang mendukung. Dalam hal ini, masyarakat Kota bekasi yang terkena PHK efek wabah Covid-19 menjadi tertantang untuk berinovasi membangun jiwa wirausaha.
“Ini menjadi tugas Pemkot Bekasi untuk terus mendorong dan membangkitkan semangat para wirausaha UMKM atau IKM yang ada. Dan dengan metode ini mudah- mudahan dari seluruh komponen mulai dari tim percepatan, perguruan tinggi Universitas Pelita Bangsa Bekasi dan Pemkot Bekasi dalam rangka memberikan proses perijinan dan memberikan rekomendasi jangan dipersulit untuk membuat surat perijinan kepada UMKM agar bisa melebarkan usahanya,” jelas pria yang akrab disapa Mas Tri ini.
Terkait pemasaran, kata Tri, para pelaku UMKM Kota Bekasi jangan pernah bosan untuk berpromosi dan memanfaatkan era digital yang sedang berkembang, seperti media sosial facebook, whatsapp, instragram dan terus menjalin komunikasi dengan masyarakat serta pemerintah untuk terus bertukar pikiran dan banyak melakukan konsultasi bagaimana mengembangkan usahanya di pasar ekspor.
“Saya berharap, dengan adanya BekasiMart ini, bukan hanya launchingnya saja yang digaungkan, tetapi bagaimana dalam mengembangkan bisnisnya para UMKM maupun IKM di Kota bekasi ke dunia Internasional. Sebagai kumpulan UMKM, kita juga undang eksportir yang sudah ahli di bidangnya dan dua bulan kedepannya, kita mempersiapkan diri agar produk UMKM masuk pasar internasional,” jelasnya.
Setelah berkeliling dan berbincang dengan beberapa pelaku UMKM, Mas Tri banyak mendapatkan informasi perkembangan UMKM Kota Bekasi ternyata produk hijab maupun makanan sudah mengekspor produknya ke luar negeri seperti Arab Saudi.
“Bahkan makanan Roa, luar biasa tenyata ekspornya sudah masuk ke pasar Amerika. Untuk kopi stamina masuk ke Polandia. Saat ini yang diperlukan oleh pelaku UMKM adalah komunikasi diantara mereka, sehingga memotivasi UMKM lainnya yang akan masuk ke pasar internasional dan ini harus dioptimalkan,” pesannya.
“Karena dari data yang ada, UMKM Kota Bekasi sudah hampir sekitar 250 ribu jumlahnya, tentunya Pemkot Bekasi tidak akan tinggal diam dan akan terus mendorong untuk menjadikan UMKM naik kelas. Sehingga tidak ada lagi kendala yang dihadapi UMKM,” bebernya.
Ketua Bidang perkembangan Kehidupan Perkotaan Tim Percepatan TWUP4 Kota Bekasi, Benny Tunggul, menyampaikan, Pemerintah Kota Bekasi konsisten membantu pelaku UMKM atau IKM agar tetap dapat bertahan di tengah pandemi seperti saat ini.
“Bahkan kami mendorong agar mereka bisa cepat bangkit pasca pandemi melalui berbagai upaya dan pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian memfasilitasi kebutuhan tersebut,” ungkap Benny Tunggul.
Melalui tim Percepatan Pemkot Bekasi, menuturkan bahwa pihaknya akan mempertahankan produk UMKM atau IKM di Kota Bekasi dalam hal peningkatan dalam perdagangan internasional di tengah pandemi Covid-19, sehingga harga jual untuk ekspor bisa dinaikkan.
Ia mencontohkan salah satu produk UMKM bila menjual harga lokal biasa Rp 10.000 ribu, ketika produk tersebut di ekspor bisa dinaikan menjadi Rp 20.000 ribu atau sampai Rp 30.000 ribu.
“Karena ditengah pandemi ini, harga eskpor pasti naik. Maka dari itu, harga produkpun harus disetarakan dengan harga pasar ekspor untuk bersaing di pasar perdagangan internasional,” tutup Benny.(sam/adv/hms/pemkot/bksi)