Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi menggandeng salah satu provider jaringan telepon seluler terbesar di Indonesia, Telkomsel, untuk membagikan kartu perdana dan kuota kepada siswa serta guru di sekolah swasta se-Kota Bekasi.
Ketua BMPS Kota Bekasi, Asep Zam Zam, mengatakan sangat mengapresiasi atas kegiatan yang dilakukan Telkomsel dengan bukti nyata memberikan perdana dan kuota sebanyak 10 GB kepada siswa dan tenaga pendidik di dalam membantu proses belajar dari rumah di saat pandemi seperti sekarang ini.
“Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Telkomsel atas kegiatan hari ini dan hal ini juga sebagai solusi dari permasalahan kuota yang dihadapi siswa,” akunya, Selasa (1/9/2020).
Dikatakan, dengan paket 10 GB selama 30 hari, siswa bisa mengakses materi pembelajaran yang diberikan sesuai dengan aplikasi yang digunakan agar lebih mudah. “Mereka bisa mengakses materinya lebih mudah,” jelasnya.
Ia berharap agar kedepannya kegiatan semacam ini bisa terlaksana secara berkesinambungan selama pandemi Covid-19 belum mereda.
“Saya berharap kedepannya hal semacam ini bisa dilakukan secara kontinyu selama pandemi Covid-19,” harap Asep.
Kepala SMK Bina Karya Mandiri 2 (BKM 2) Bekasi, Ayung Sardi Dauly, mengatakan untuk perdana Telkomsel atau kartu perdana merdeka belajar jarak jauh yang diserahkan bagi siswa di sekolah swasta yang dilakukan di SMK BKM 2 Bekasi untuk tingkat SD se-Kota Bekasi secara keseluruhan berjumlah 10.405 ribu siswa, guru sebanyak 1.000 ribu orang dengan jumlah sekolah sebanyak 35 SD swasta.
Sedangkan di tingkat SMP swasta kartu perdana yang diberikan kepada 39 sekolah, 7.786 ribu siswa dan 926 guru, di tingkat SMA swasta diberikan kepada 7 sekolah, 2.157 ribu siswa dan 164 guru, di tingkat SMK swasta diberikan kepada 25 SMK, 11.101 ribu siswa dan 883 guru.
“Jadi total kartu perdana yang diberikan kepada siswa sekolah swasta se-Kota Bekasi sebanyak 31.449 ribu siswa dan 2.976 ribu guru,” terang Ayung.
Dikatakan, untuk proses penyerahannya sendiri, pihaknya menerapkan protokol kesehatan yang ketat dimana setiap perwakilan sekolah swasta yang akan menerima kartu perdana tersebut wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), mulai dari masker, mencuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh hingga kepada duduk yang diatur jaraknya sejauh 1,5 meter.
“Kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat saat proses pembagian kartu perdananya,” ulas Ayung.
Selain memberikan apresiasinya, ia berharap hal ini bisa membuat siswa lebih bersemangat dalam proses belajar jarak jauh dan membuat guru lebih berinovasi, kreatif dan menghadirkan suasana yang tidak membosankan saat melakukan pendidikan jarak jauhnya.
“Mudah-mudahan siswa menjadi terpacu dan termotivasi dalam belajar jarak jauhnya dan guru pun menjadi lebih bersemangat,” tukasnya.(giri)