Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Wabah Covid-19 yang berdampak luas pada berbagai aspek kehidupan, khususnya kepada dunia pendidikan, membuat sejumlah perguruan tinggi di Indonesia membuat terobosan dalam bidang pembelajarannya.
Melihat efektivitas kenyamanan metode pembelajaran online menjadi pilihan perguruan tinggi London School of Publik Relation (LSPR) di tengah pandemi untuk membuka secara resmi kelas e-Learning Program atau pembelajaran secara online dan kuliah jarak jauh.
e-Learning ini secara resmi merupakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dimana sebenarnya program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah jauh sebelum konsep merdeka belajar bahkan di kampus terbuka.
“Ini sebenarnya udah dicanangkan pada waktu era perguruan tinggi di bawah Kemenrisetdikti tahun 2015, namun yang terjadi di Indonesia saat itu dimana individu yang masuk ke dalam usia produktif dan ingin kuliah dan benar-benar ingin masuk perguruan tinggi, saat itu terkendala oleh biaya dan lain halnya,” ungkap Director e-Learning LSPR, Dr. Ari Widodo, saat bincang dengan spiritnews.co.id, usai Launching kelas e-Learning di LSPR Transpark Juanda Bekasi Timur.
Lebih lanjut kata Ari, dengan adanya solusi yang diluncurkan oleh LPSR, hal ini memberikan kesempatan dimana warga Indonesia bisa belajar secara formal tapi tidak terkendala berbagai hal.
Dengan adanya e-Learning ini dimana mereka yang tadinya tidak bisa secara langsung ikut kuliah tatap muka karena terhalang berbagai hal mulai dari waktu dan biaya yang tinggi serta terkendala akses infrastuktur, maka program ini sebagai salah satu solusi proses pembelajaran tersebut.
“Kita yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, khususnya di Bekasi ini sangat beruntung bisa naik kereta api masih bisa kuliah di Jakarta. Kalau buat yang ingin belajar dari luar daerah mau kuliah Jurusan Publik Speaking, Publik Relation, tetapi banyak kendalanya mulai dari jarak jauh karena kampusnya ada di Jakarta dan kendala lainnya keadaan keluarga dan orang tua di rumah sendirian, maka e-Learning ini menjadi solusinya,” jelas Ari.
Jadi, kata dia, program ini dicanangkan dengan tujuan pembelajaran dengan konteks ASEAN. Dari sanalah dibuatkan semacam garis besar, apa itu pembelajaran jarak jauh.
Ia menambahkan, seperti di tahun 2015- 2016 dikeluarkanlah program e-Learning oleh pemerintah dan tarik ulurnya sangat banyak dari berbagai perguruan tinggi untuk membuka e-Learning program tersebut.
Dan uniknya, tantanganya paling besar dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dimana metode e-Learning ini banyak diminati karena mereka banyak memiliki kepentingan didalamnya.
Namun yang paling menariknya juga di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dimana awalnya e-Larning itu sebagai sharing materi, sekarang dihidupkan lagi sehingga PTN bisa berbagi materi dengan PTS.
“Itupun juga yang sudah dapat ijin dan ada syaratnya juga dengan catatan akreditasi kampusnya minimal harus B. Karena kalau B bisa, mereka bisa membuka cabang pembelajaran dimanapun secara nasional dan itu pun hanya dibatasi di tiga lokasi,” katanya.
“Tapi kalau kampusnya sudah dapat akreditasinya A, mereka tidak punya batasan jumlahnya dan bisa membuka akses pusat studinya e-Learning di Luar negeri, seperti di kampus LSPR ini,” bebernya.
Ia mengatakan, dengan adanya e-Learning ada maanfaat yang bisa diambil dengan program pembelajaran jarak jauh ini, dimana nantinya program studinya bisa diakui dimanapun.
Untuk program e-Learning di LSPR sendiri sebenarnya sudah diajukan sejak tahun 2016 dan tahun 2017 sudah dibuka dimana semester pertama ada 45 mahasiswa dan di semester kedua ada kenaikan grafik lagi sebanyak 60 mahasiswa yang berdomosili dari seluruh Indonesia dan ada satu mahasiswa dari luar negeri, yakni Korea Selatan.
“Saya berharap dengan hadirnya kelas e-Learning program di LSPR Bekasi, bisa bermanfaat bagi masyarakat yang ingin ikuti kuliah secara online,” ungkapnya.(sam)