Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengapresiasi program proyek perubahan yang dibuat oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati dengan tema Strategi Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat melalui KEBAS (Kecamatan Bebas) TBC dengan 5T menuju Kota Bekasi Bebas Tuberkulosis.
“Dibutuhkan komitmen bersama dari semua pihak serta penyelesaian-penyelesaian di masyarakat terkait TBC ini,” kata Bang Pepen, sapaan akrab Walikota Bekasi, Rahmat Effendi, dihadapan Lurah dan Kepala Puskesmas se-Kota Bekasi, Kamis (22/10/2020).
Bang Pepen meminta sistem jejaring dan penguatan database harus baik dan akurat sehingga penanganan permasalahan TBC dapat ditekan angkanya.
“Saya berharap adanya efek jangka panjang dari program inovasi proyek perubahan KEBAS TBC dengan 5T agar terciptanya Kota Bekasi bebas dari Tuberkulosis, atau minimalnya per kecamatan sudah dapat mengurangi kasus-kasus TBC dan tidak menularkan,” kata Bang Pepen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, mengatakan, perkembangan seputar penyakit Tuberkulosis yang ada di Kota Bekasi. Tercatat negara Indonesia masuk urutan ke-3 temuan kasus penyakit Tuberkulosis terbanyak di dunia dibawah negara India dan China, begitu juga di Provinsi Jawa Barat berada di posisi ke-3 dibawah Papua dan Banten.
“Berangkat dari perkembangan TBC di dunia dan Indonesia yang memprihatinkan membuat dirinya mengeluarkan gagasan atau ide inovasi dalam Proyek Perubahan yang bertajuk “KEBAS TBC” Dengan 5T,” kata Tanti.
Menurutnya, 5T adalah T1 tersedianya SK PPM TBC Tingkat Kecamatan dan Kelurahan. T2 adalah tersedianya SK TIM DOTS di fasilitas pelayanan kesehatan. T3 adalah tersedianya SK Protokol Kesehatan TBC. T4 adalah tersedianya Kartu Kendali Follow Up pemeriksaan laboratorium pengobatan pasien TBC oleh kader TBC pendamping, dan T5 adalah tersedianya Kartu Kendali minum obat pasien TBC oleh kader TBC pendamping.
Bukan suatu hal yang mudah menjalankan proyek perubahan ini dalam menekan angka penyebaran Tuberkulosis ditengah pandemi Covid-19 yang sedang mewabah di Kota Bekasi, sehingga akan banyak kendala yang dihadapi.
“Salah satu kendalanya adalah pembatasan terkait pertemuan secara langsung dengan adanya protokol kesehatan sehingga para kader dan tim yang mendampingi tidak dapat seterusnya melakukan kunjungan langsung namun bisa melalui virtual. Selain itu dari segi dari pendanaan, tenaga dan perhatian semua masih terkonsentrasi kepada pencegahan penularan kasus Covid-19,” tutur Tanti.
Kepala Dinkes optimis kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat terselesaikan dan diatasi apabila adanya dukungan dari semua pihak.
“Sehingga apa yang diharapkan bersama dalam menekan angka TBC di Kota Bekasi dapat berjalan dengan baik melalui Program Proyek Perubahan ini,” ungkapnya.(sam)