Jakarta, spiritnews.co.id – Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) merilis hasil evaluasi Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) tahun 2020.
“Dalam laporan tersebut dijabarkan penilaian rata-rata Tes Potensi Skolastik (TPS) siswa sekolah dari seluruh provinsi di Indonesia yang mengikuti UTBK SBMPTN,TPS merupakan salah satu jenis tes yang mengukur kemampuan kognitif,” kata alumni Dokter Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Dr Iswadi MPD, kepada spiritnews.co.id, Selasa (27/10/2020).
Dikatakan, kemampuan penalaran dan pemahaman umum yang penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya pendidikan tinggi. Kemampuan ini meliputi empat penilaian yaitu penalaran umum, pemahaman bacaan dan menulis.
“Pengetahuan dan pemahaman umum, dan pengetahuan kuantitatif. Berdasarkan keseluruhan penilaian di atas, Provinsi Aceh tercatat sebagai salah satu provinsi dengan skor TPS terendah secara nasional. Di Pulau Sumatera adalah Aceh tercatat satu-satunya provinsi dengan nilai terendah,” ujarnya.
Dikatakan, posisi Aceh sejajar dengan provinsi di kawasan timur Indonesia, seperti Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan sebagian provinsi di Sulawesi. Sementara di penilaian ‘Kemampuan Penalaran Umum’ dan ‘Pengetahuan dan Kemampuan Umum’, Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki nilai jauh lebih baik dari Aceh.
“Begitu juga di penilaian ‘Kemampuan Kuantitatif’ dan ‘Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis’, Aceh harus mengakui keunggulan Papua Barat. Secara keseluruhan, Aceh menduduki posisi terendah nasional dari semua penilaian TPS,” sebutnya.
Menurutnya, tokoh muda sekaligus aktivis asal Aceh kini menjadi Akademisi di Jakarta, kondisi ini juga merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan Aceh.
“Terlebih lagi Aceh memiliki kucuran dana besar yang sepatutnya memberi dampak signifikan bagi pembangunan dunia pendidikan.“Ini adalah tamparan besar.Kondisi ini seharusnya tidak perlu terjadi, ada kesalahan dalam pengelolaan pendidikan di Aceh yang harus di benahi,” kata Iswadi.
Alumni Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut mengatakan penilaian ini menjadi cerminan kualitas dan kemampuan siswa SMA Aceh dalam bersaing merebut kursi masuk ke perguruan tinggi tahun 2020.
Jika ini tidak diatasi dengan serius, dapat memberikan dampak besar bagi generasi Aceh ke depan. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan perguruan tinggi di Aceh akan diisi oleh siswa dari luar Aceh.
“Kondisi ini telah terlihat dibeberapa PTN Yang ada di Aceh saat ini .Dalam beberapa tahun belakangan ini, peminat PTN Yang ada di Aceh dari luar Aceh sangat tinggi. Bahkan, mereka berhasil lulus di jurusan favorit. Jangan sampai generasi kita hanya menjadi penonton di daerah sendiri,” ujarnya.(rls/red)