Kota Semarang, spiritnews.co.id – Pembangunan Waduk Jatibarang (WJB) yang terletak di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang dan dioperasikan sejak tahun 2015 memiliki tujuan utama sebagai pengendali banjir, pariwisata, dan sumber air minum.
Seiring berjalannya waktu, WJB memberikan harapan baru sebagai destinasi wisata unggulan Kota Semarang dan sudah menjadi penggerak ekonomi masyarakat setempat. Namun pandemi covid sejak awal tahun 2020 telah menghantam aktivitas wisata dan menurunkan pendapatan masyarakat desa Kandri dan sekitarnya.
Tim Pengabdian Masyarakat Iptek bagi Desa Binaan Undip (IDBU) yang terdiri dari Churun A’in, S.Pi, MSi; Dr.Ir. Suryanti, M.Pi; Nurul Latifah, S.Kel, M.Si bersama 15 mahasiswa dari berbagai fakultas yang tergabung dalam KKN Tematik mencoba membantu mengembangkan wisata WJB di masa adaptasi kebiasaan baru agar aktivitas pariwisata tetap berjalan dengan tetap memenuhi protokol kesehatan.
Ada dua program utama yang dijalankan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Pertama, pengembangan potensi wisata dengan mengusung konsep eduwisata seperti pembuatan peta-peta tematik ekowisata dan infografis waduk jatibarang yang memanfaatkan teknologi Geographic Information System (GIS).
Ketua Tim Pengabdian, Churun A’in, S.Pi, M.Si, mengatakan, konsep eduwisata sengaja menjadi pilihan pengembangan wisata WJB dengan tujuan selain mendapatkan kesenangan wisatawan juga bisa belajar banyak hal tentang Waduk Jatibarang, mulai sejarah geologi, sejarah pembangunan serta biota yang berasosiasi pada ekosistem waduk. Peta tematik wisata juga akan membantu wisatawan menemukan sarana prasarana yang ada di lokasi WJB.
“Selama ini, petunjuk arah dan informasi fasilitas-fasilitas yang ada di WJB sangat minim dan menjadi masalah bagi pengunjung, sehingga bantuan peta lokasi wisata yang dilengkapi dengan barcode akan sangat membantu wisatawan,” kata Churun.
Program kedua, kata Churun, pengembangan sarana penunjang protocol Kesehatan, antara lain penyuluhan protocol kesehatan dan standart tatanan penyelengaraan wisata pada era new normal, bantuan poster, papan informasi himbauan dan edukasi protokol kesehatan, bantuan wastafel injak, serta pendampingan pembuatan handsanitizer, handsoap dan desinfektan dari bahan lidah buaya (Aloe vera) yang banyak ditemukan di sekitar WJB.
“Berdasarkan informasi dari sekretaris Pokdarwis “Suko Makmur”, Bapak Widodo, pengunjung WJB tidak hanya berasal dari Semarang namun juga luar Semarang dengan beragam variasi zona tingkat kerawanan penyebaran covid-19, sehingga program ini sangat penting untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 selama berwisata di WJB,” ujarnya.
Dengan menetapkan dan menerapkan protokol kesehatan untuk para pengelola dan wisatawan di Waduk Jatibarang diharapkan pengunjung dapat berwisata dengan aman dan tetap sehat. Protokol Kesehatan tersebut menyebutkan bahwa wisatawan harus memastikan bahwa tubuh dalam keadaan sehat, rajin mencuci tangan, selalu menggunakan masker, membawa alat ibadah sendiri, membawa alat makan/bekal sendiri, menghindari kerumunan, dan memperhatikan etika ketika batuk/bersin.
Lurah Kandri, Agus Mulyanto mengapresiasi kegiatan IDBU ini karena memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan wisata WJB. Dalam kesempatan pengabdian. Mahasiswa KKN juga melaksanakan kegiatan edukasi kepada Pokdarwis Suko Makmur untuk pengembangan wisata dalam hal sistem kelola keuangan.
“Edukasi ini mengusung tema “Pembukuan yang Terintegrasi antar Pokja Pokdarwis Suko Makmur Berbasis Teknologi Informasi” dengan tujuan dapat membantu serta meningkatkan pengelolaan keuangan sehingga harapannya pengelola dapat menciptakan strategi manajemen keuangan yang baik ditengah-tengah situasi dan kondisi new normal pandemi Covid-19 saat ini,” kata Agus.(rls/red)