Jangan Jadikan Organisasi Muhammadiyah sebagai Alat Politik Praktis

  • Whatsapp

Kota Depok, spiritnews.co.id – Tanggal 18 November 2020 bertepatan tanggal Milad organisasi Muhammadiyah yang ke 108 Masehi, kebetulan juga bersamaan dengan tahun politik, yaitu pelaksanaan Pilkada serentak di berbagai kota maupun provinsi, termasuk Kota Depok.

Mantan Ketum IMM Kota Depok, Suryadi, mengatakan, Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang misi gerakannya dakwah, tajdid dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan juga saat ini Muhammadiyah bersikap netral aktif dalam berbagai kegiatan politik praktis salah satunya Pilkada.

Bacaan Lainnya

“Meski Muhammadiyah bukan organisasi politik apalagi partai politik, namun sejarahnya Muhammadiyah pernah melahirkan tokoh-tokoh politik serta negarawan. Namun saat ini Muhammadiyah sudah memasuki perjuangan abad ke 2, Muhammadiyah tetap sebagai organisasi sosial, dakwah dan keagamaan, tidak mungkin akan merubah menjadi gerakan partai politik, dalam sejarahnya Muhammadiyah pernah dua kali diajak untuk merubah gerakannya menjadi partai politik akan tetapi para pendiri dan pemimpinnya menolak permintaan agar diubah menjadi gerakan partai politik, pertama di era K.H. Ahmad Dahlan dan kedua di era Orde Baru saat K.H. AR Fachruddin saat menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah,” kata Suryadi kepada spiritnews.co.id, Kamis (18/11/2020).

Menurutnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir melarang aktifis Muhammadiyah yang terjun ke politik praktis untuk menyeret nama Muhammadiyah ke dalam politik praktis, bergeraklah sebagai kelompok-kelompok relawan atau kelompok kepentingan yang sifatnya tidak membawa Muhammadiyah.

“Politik itu memang penting, tetapi urusan politik itu rumit dan kompleks apalagi pelaku politik praktis itu juga melibatkan pihak yang saling berebut baik di lingkungan organisasi kemasyarakatan dan partai politik bahkan dunia politik praktis juga sering kali keras, berliku dan tidak jarang penuh permainan yang dikenal dengan siasat dan muslihat,” ujarnya.

Dikatakan, janganlah bawa-bawa nama Muhammadiyah dalam berpolitik praktis baik itu atribut maupun membawa jabatannya di dalam ranah politik praktis, Muhammadiyah netral. Jadi sangat disayangkan jika beberapa pasangan Calon Pilkada Kota Depok membawa Muhammadiyah baik dikarenakan dia pernah sekolah di Muhammadiyah ataupun memiliki Nomor Baku Muhammadiyah (NBM) untuk sekedar alat untuk kepentingan politik praktis.

“Silahkan berpolitik tapi jangan membawa Muhammadiyah untuk kepentingan pribadi tetapi membawa fungsi dan misi Muhammadiyah ke dalam politik, karena politik adalah bagian dari dakwah,” jelasnya.

“Selamat Milad Muhammadiyah 108, semoga Muhammadiyah semakin meneguhkan dan tetap menjadi Gerakan Dakwah, Tajdid dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Dan harapan saya para kader dan anggota Muhammadiyah yang aktif dalam politik praktis jangan sampai mencampuradukkan dan membawa kepentingan politik yang notabennya kepentingan pribadi ke dalam persyarikatan Muhammadiyah,” tambahnya.(sir)

Pos terkait